Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stri Nareswari #7 : Ibu Para Raja

22 Desember 2021   12:10 Diperbarui: 22 Desember 2021   12:19 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stri nareswari #7 (dokpri Eko Irawan)

Ya, ibuku. Yang mengasuhku sejak kecil. Yang membela aku saat aku disakiti. Yang mengajari aku baca tulis. Bicara. Berjalan. Semua peran ibuku.

Ibuku, tak pernah rela aku sengsara. Doa ibuku selalu dikabulkan semesta. Jangan lawan, jangan sakiti dia. Karena ibu ingin anaknya, jadi yang terbaik.

"Kau ingat amanatnya Anandaku?" Tanya MPU Purwwa. "Beliau sudah ada di swargaloka. Buat beliau tersenyum. Jalankan amanatnya. Perjuangkan. Itu doa terbaik ibumu. Agar kau memperoleh bahagia."

Ibuku memang telah meninggalkan dunia ini. Tapi doa doanya membuka rahasia stri Nareswariku sendiri. Takdir jodohku selanjutnya. Perjuangan untuk bersamanya. Dalam kisah asmaraloka sejati.

"Katresnan itu harus diperjuangkan anandaku. Seorang wanita utama itu, akan menentramkan hatimu"

"Jaga dia, caranya memang beda dengan wanita pada umumnya pada jamanmu. Dia menyembunyikan cintanya. Secara Rahasia."

"Dia berwatak ksatria. Penuh tanggung jawab. Bisa dan mampu menjaga kehormatannya. Termasuk kehormatanmu Anandaku."

"Dia akan jaga aibmu. Jika ada wanita yang obral aibmu, khususnya pada lelaki lain, buang saja dia. Dia tidak menghormatimu. "

"Apalagi dia memuji muji lelaki lain. Sebagai lelaki utama. Dan tunduk patuh pada lelaki lain. Untuk memperalat kamu. Menipu kamu. Untuk senang sendiri. Sungguh bumi langit akan jadi saksi. Siapa yang akan memetik buah karma."

"Stri Nareswari menjaga kehormatannya. Jika dia berikan kehormatannya pada orang lain, derajatnya sudah sekelas anjing. Masih mulia pelacur. Apalagi menghina tresnomu tai, siapa yang tai anandaku?"

"Nanti dia akan bilang khilaf. Lupa. Dulu terkena sihir asmara gila. Dan sekarang sudah tidak mikir itu lagi. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun