Saat aku harus terjeda. Bukan untuk berhenti. Tapi sekedar bernafas. Untuk kembali berlari. Mengejar mimpi.
Harapan harapan ini sudah tak laku. Tak ada yang mau percaya. Apalagi mendukung. Aku hanya tontonan yang tak lucu. Tak menghibur. Tak faedah.Â
Langkahku sudah oleng. Motivasi ku hampa. Aku hanya nyaman tanpa memiliki. Karena yang kukejar hanya bayangan. Aku dalam kumparan langkah. Berjuang untuk bukti, yang dipertanyakan.
Kapankah? Menunggu saat terindah itu. Sekarang aku dalam badai. Siapa yang mau susah. Dengan ketidakpastian. Hasilku ditunggu. Tapi masih ada pertarungan hidup mati.Â
Terjeda. Saat langkahku harus berkali kali terhenti. Jujur, ini sandiwara paling goblok. Permainan paling sinting. Dan aku hanyut didalamnya.
Terjeda. Bukan maksud hatiku. Tapi keadaan menghimpit langkah kakiku. Ini masih pertarungan. Dan aku terus melangkah. Agar aku tak diremehkan.
Malang, 9 Juli 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H