Hari ini, Rabu, 7 April 2021 Kampung Nila Slilir kelurahan Bakalan Krajan kota malang, melalui Inovasi si Ikan Nila yang di Gagas oleh Bapak Johan Fuady, selaku Lurah Bakalan Krajan, dinobatkan sebagai Juara ke2 kegiatan Inovasi Pelayanan Publik sekota Malang.
Nila untuk Ketahanan PanganÂ
Program Gemar makan ikan dan dampak pandemi covid diawal tahun 2020, merupakan alasan awal inovasi dan gagasan budidaya ikan nila di wilayah Slilir Kelurahan Bakalan Krajan kota Malang. Warga melakukan kegiatan positif dengan berbudidaya ikan nila, dengan harapan bisa tercipta ketahanan pangan bagi masyarakat pembudidaya. Kandungan gizi dan manfaat ikan nila untuk kesehatan tubuh sangat baik sebagai sumber protein peningkat gizi keluarga.
Berbekal swadaya, guyub rukun dan gotong royong oleh Warga Slilir, di mulailah karya nyata. Pokdakan Krajan Slilir Sumilir, merupakan wadah yang melahirkan Pokdarwis Kampung Nila Slilir yang mulai aktif melakukan pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat berbasis kearifan lokal.Â
Capaian pertumbuhan kolam budidaya ikan Nila di bakalan Krajan hingga bulan April 2021, telah mencapai 47 kolam dan tidak saja terpusat di RW. 03, namun juga telah tersebar di RW. 2 dan RW. 5 Kelurahan Bakalan Krajan.Â
Nila Sumber Rejeki, pembuka Peluang Usaha BaruÂ
Tidak hanya untuk ketahanan pangan, hasil panen budidaya nila ternyata merupakan sumber rejeki bagi masyarakat pembudidaya. Nila jual ikan nila masih sangat baik di pasaran dan dengan kolaborasi Pokdakan yang terus berkarya nyata, penjualan hasil panen tidak mengalami kendala.Â
Pertama karena ikan nila digemari oleh masyarakat dan potensi kecukupan pemenuhan nila konsumsi oleh Petani nila di malang raya masih tercukupi 40 %, sehingga masih ada peluang besar bagi pembudidaya di kota malang. Terbukti hasil panen belum memenuhi kebutuhan pasar konsumsi ikan nila. Hal ini merupakan berkah bagi Pembudidaya Nila sebagai sumber rejeki dan pembuka peluang usaha baru.Â
Inovasi Budidaya Intensif Nila sistem bioflokÂ
Jika budidaya nila apa harus punya lahan dan membangun kolam beton untuk tambak? Bagi masyarakat enonomi kecil menengah, sudah tidak punya lahan mereka jelas tidak mampu membangun tambak, apalagi di perkotaan. Inovasi si Ikan nila adalah jawabannya, karena dengan metode intensif budidaya nila sistem bioflok, masyarakat bisa berbudidaya ikan nila dengan media kolam terpal dilahan sempit dilingkungan masyarakat urban perkotaan. Kelebihan metode ini adalah :
1. Menggunakan kolam terpal model bundar dengan lingkar diameter 2, 3, 4 meter dan bisa ditempatkan dilahan sempit, sehingga cocok dilahan perkotaan.
2. Hemat air karena tidak perlu ganti air selama masa budidaya.
3. Bisa dipanen antara 4-5 bulan.
4. Dikolam tambak, tebar ikan perkibik sejumlah 10 ekor ikan, pada kolam bioflok bisa tebar 80 ekor ikan perkibik. Sehingga bisa tebar padat dikolam bioflok.
5. Dengan tehnologi bioflok, bisa lebih hemat pakan.
6. Tidak berbau.Â
7. Jika sebelumnya inovasi bioflok banyak digunakan untuk budidaya lele, maka bioflok untuk nila merupakan inovasi baru.
8. Hasil panen nila tidak bau tanah.
Dengan kelebihan inovasi baru ini tehnologi bioflok merupakan solusi alternatif bagi masyarakat yang punya lahan sempit, tapi tetap bisa berbudidaya ikan nila. Â Tentunya inovasi bioflok, tidak bisa dibandingkan dengan budidaya tambak atau Mina padi disawah. Parameter dan dasar tujuannya berbeda. Bioflok merupakan inovasi pembudidaya di lahan sempit dan padat perkotaan.
Demikian sekilas pembahasan inovasi si ikan nila. Selamat dan sukses untuk Pokdakan dan Pokdarwis Kampung Nila Slilir. Semoga menginspirasi.
Malang, 7 April 2021
Oleh Eko Irawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H