Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pena Penoreh Sejarah

1 Januari 2021   20:07 Diperbarui: 1 Januari 2021   20:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pena penoreh sejarah dokpri Eko irawan

Selamat datang diruang kelas akternatif, kali ini mbahas arti penting menulis karena pena penoreh sejarah. Selamat membaca semoga menginspirasi.

Arti Penting Menulis 

Jadi penulis? Siapa takut. Ini Hobby yang harus kamu kembangkan di tahun 2021. Kenapa harus takut? Emang kamu sedang menulis hoax ?

Tahun 2021 baru dimulai hari ini. Belum ada kata terlambat untuk jadi penulis kok. Mau nulis apa? Terserah, asal kamu bisa bertanggung jawab pada isi tulisanmu, Its okey aja. Kalau menulis harus obyektif, jangan menulis tentang hoax yang kebenarannya tidak bisa kamu pertanggung jawabkan. Terutama tema tema sensitif. Harus hati hati banget 

Tiap orang selalu punya narasi, gagasan dan opini pribadi. Itu hak penulis. Bolehlah pintar omong dan jago debat. Tapi arti kehebatanmu itu hanya sebatas berapa audience yang mendengarkanmu saat itu. Besok? Mungkin masih diingat. Tapi sebulan mendatang, orang yang tidak kamu ajak bicara saat itu, tak pernah tahu seberapa kapasitasmu. Siapa sih kamu? Dia akan bertanya itu. Namun apa yang kamu tulis sekarang, sampai kapanpun akan abadi terbaca semua orang. Puisi karya Khairil Anwar itu tak bakal terkenal, jika beliau tidak menulisnya. Hilang begitu saja. Padahal jika ditulis, itu punya makna hingga berpuluh tahun kemudian.

Jadi jika dirimu ingin punya makna tentang siapa kamu dimasa mendatang, menuliskan sejak sekarang. Kenapa bisa Pandai menulis status dimedsos, tapi kok bilang tak bisa menulis?

Tips menulis Receh

Jaman milenial ini, menulis semudah genggam handphone. Jadilah. Simple. Membiasakan diri menulis itu perlu berlatih intensif. Jangan nilai sendiri tulisanmu jelek. Terus ragu ragu. Mood hilang. Tema itu besok sudah basi. Dan tiba tiba dihari itu juga, penulis lain yang mengangkat tema tersebut dan jadi tulisan terkenal. Apa yang akan kamu lakukan?

Protes? Kau bilang itu idemu? Mana bukti otentiknya? Itulah harga penting sebuah ide yang lewat dan tidak kamu tangkap. Ide itu harus di follow up segera, karena menunggu waktu yang tepat itu ternyata tak pernah ada. Yang ada ide itu lewat secepat kilat. Tak bisa ditangkap pada saat itu, ya sudah. Terlewatkan begitu saja. Karena manusia itu bisa lupa. Jika saat itu ada dijalan, berhenti sekejap saja, pegang handphonemu, buat draf singkat lalu jalan lagi. Jika tidak tergesa gesa, mampirlah warung kopi dan segera eksekusi tulisanmu. Inilah yang saya lakukan. Dulu saya menunda bunda, dan sebagai kompasianer pernah setahun hanya menulis tak lebih dari 10 artikel. Setelah saya bisa menterjemahkan ide yang tiba tiba lewat, passion menulis akan memicu andrenalin mood menulismu. Kuncinya satu, kepekaan lingkungan dan kemampuan menangkap ide. 

Pena penoreh sejarah 

Jadi penulis itu harus jadi passionmu. Stylemu yang keren. Ingatlah, pena penoreh sejarah. Tulisanmu akan punya makna penting. 

Kesalahan penulis adalah belum menulis apa apa sudah memutuskan sendiri jika tulisan yang baru akan ditulis itu tidak penting. Memutuskan sendiri, bukan melempar ide tersebut ke forum. Seolah olah dia cenayang, yang tahu sesuatu sebelum terjadi.

Ragu ragu itu tak membuat dirimu bermakna. Lha buktinya belum ada, bisa dibaca di link yang mana. Jika tulisan itu sekarang tidak ada yang baca, pasti suatu hari nanti tulisan tersebut akan jadi penting. Sebagai penoreh sejarah, tak perlu banyak alasan itu penting apa tidak. Tom Pires, penulis buku Suma Oriental tak pernah tahu karyanya jadi rujukan para sejarawan dunia. Dia menulis kisah perjalanannya dan tulisan Tom Pires itu baru diketemukan 300 tahun kemudian dan merupakan karya fenomenal dibidang sejarah. Ini adalah inspirasi hebat, bahwa sekarang bisa jadi tak ada artinya, tapi kelak ternyata itu sumber rujukan utama. Tiada rugi kok beramal ilmu, itu pahala yang akan mengalir tiada habis.

Mari berlomba menjadi penoreh sejarah melalui tulisan. Tulis aja dan tulis. Semoga menginspirasi 

Malang, 1 Januari 2021

Oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun