Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Setelah Pensiun ke Mana?

15 Desember 2020   06:30 Diperbarui: 15 Desember 2020   06:33 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan : setelah pensiun ke mana

Iya, yang pensiun pejabat, pasti enak dan sejahtera. Ini konteks PNS yang bukan pejabat lho, tidak punya ketrampilan dan bingung mau kemana setelah pensiun. Dari segi jumlah, banyakan PNS yang pensiun tidak punya apa apa, kecuali hidup tambah sengsara. Sudah tua, tidak cukup tenaga untuk kerja berat, tidak punya wawasan bisnis. 

Sementara tuntutan ekonomi ke depan justru tambah berat. Mereka para lansia yang perlu secara mandiri bangkit. Banyak peluang potensi yang bisa dikembangkan sejak dini. Jangan anggap mau pensiun tak perlu belajar. Otak manusia itu, akan tumpul jika tidak pernah diasah. Jadinya tambah tua tambah bebal, pikun dan mensengsarakan anak cucunya. 

Jadilah masa tua nanti yang prodoktif, mampu berpikir hebat seperti para empu jaman sejarah dahulu. Belajar dari sejarah, kita bisa menyaksikan para sesepuh nenek moyang bangsa ini, adalah orang orang hebat. Semakin tua semakin Waskita. Masak kita sebagai generasi keturunan mereka, kita jadi lansia melempem?

Demikian curhat keresahan saya menjelang masa 10 tahun lagi pensiun. Jika saya lengah sekarang, saya akan sama saja dengan teman teman yang sekarang pensiun, sakit sakitan, hidup sengsara dari hutang dan hutang. Penghasilan menurun karena pensiun, sementara kebutuhan meningkat. Masak masa pensiun tambah sengsara?

Selamat mengeksplore persiapan pensiun, sesuai potensi masing masing. Jangan bilang tidak bisa. Kita punya otak dan panca Indra untuk belajar lagi dan mengasah kemampuan pribadi. Banyak orang bisanya hanya mengevaluasi pihak terkait selaku pemangku kebijakan, tapi lupa tidak mengevaluasi diri sendiri dan akhirnya lengah. Menyesal kemudian tiada guna, lebih baik kembangkan potensi diri sejak sekarang, atau jadi penonton di masa mendatang. 

Jadi penonton itu menyedihkan lho, masak dihari tua disaat kita sudah tidak mampu kerja, hanya akan jadi penonton orang lain makan enak dan hidup sejahtera bersama anak cucunya. Kayak nonton film kuliner, kita nonton orang makan. Tapi kita tetap lapar, karena hanya jadi penonton doang.

Demikian, semoga menginspirasi. Mohon maaf jika ada yang tidak sesuai. Tulisan ini berdasarkan pengalaman dan bukti langsung secara visual yang saya lihat di lapangan. Ini realita yang saya temui dan seperti inilah keadaan faktual dilapangan. Bukan hendak menyalahkan pihak lain, tapi tulisan ini berupaya membangun kesadaran pribadi masing masing PNS itu sendiri, agar bangkit mengembangkan potensi pribadinya, agar siap berkarya setelah pensiun. 

Mulai sekarang atau silahkan menjadi penonton selamanya. Mau? Saya tidak mau hanya jadi penonton. Oleh sebab itu, temukan passion berkaryamu sekarang, Ndak pakai lama, Ndak menunggu keadaan sempurna, mulai sekarang dengan memanfaatkan semua yang Tuhan berikan pada kita. Insya Allah pasti bisa dan jangan lupa bersyukur. Terima kasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi.

Malang, 15 Desember 2020 oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun