Tapak angkuh masuki kota. Operation product simbolnya. Merebut tanah bangsa. Mengusir anak turunnya.
Kota ini luluh lantak bercerai berai. 1000 bangunan dalam bara api. Malang dalam agresi. Direbut penjajahan kembali.
Pejuang mundur atur strategi. Ribuan rakyat pergi mengungsi. Penjajah menginjak injak negeri. Merebut kotaku ini.
Para pelajar angkat senjata. Dilindas habis Am truck, tank Belanda. Gugur jadi Kusuma bangsa. Di jalan salak menebus merdeka.
Bumi hangus melanda. Setiap jengkal diperiksa. Mahalnya harga merdeka. Taruhan nyawa, persembahannya.
Kenanglah pahlawanmu. Jangan lupa sejarah bangsamu. Isilah merdeka dengan karya nyatamu. Agar pahlawan dialam sana bangga kreasimu.
Malang, 25 November 2020
Oleh Eko Irawan
*Inilah cara arek arek malang yang tergabung dalam Reenactor Ngalam mencintai kota tercintanya. Ini sebuah impresi Reenactor, just Hobby, no political issue. Hal ini sebagai metode pembelajaran reka ulang, sebuah laboratorium sejarah yang dipraktekkan langsung dilapangkan. Semoga menginspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H