Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Malang Bumi Hangus

25 November 2020   21:13 Diperbarui: 25 November 2020   21:24 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Reenactor Ngalam

Tapak angkuh masuki kota. Operation product simbolnya. Merebut tanah bangsa. Mengusir anak turunnya.

Kota ini luluh lantak bercerai berai. 1000 bangunan dalam bara api. Malang dalam agresi. Direbut penjajahan kembali.

Pejuang mundur atur strategi. Ribuan rakyat pergi mengungsi. Penjajah menginjak injak negeri. Merebut kotaku ini.

Para pelajar angkat senjata. Dilindas habis Am truck, tank Belanda. Gugur jadi Kusuma bangsa. Di jalan salak menebus merdeka.

Bumi hangus melanda. Setiap jengkal diperiksa. Mahalnya harga merdeka. Taruhan nyawa, persembahannya.

Kenanglah pahlawanmu. Jangan lupa sejarah bangsamu. Isilah merdeka dengan karya nyatamu. Agar pahlawan dialam sana bangga kreasimu.

Malang, 25 November 2020

Oleh Eko Irawan

*Inilah cara arek arek malang yang tergabung dalam Reenactor Ngalam mencintai kota tercintanya. Ini sebuah impresi Reenactor, just Hobby, no political issue. Hal ini sebagai metode pembelajaran reka ulang, sebuah laboratorium sejarah yang dipraktekkan langsung dilapangkan. Semoga menginspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun