Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inspirasi Pelaku Pemberdayaan Kampung, Itulah Pahlawan Sejati

10 November 2020   12:44 Diperbarui: 10 November 2020   12:48 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10 November di peringati sebagai hari pahlawan. Kita wajib bangga pada jasa para pahlawan yang gugur menebus harga kemerdekaan dengan darah dan nyawa. Konteks pejuang diera milenial sekarang, bukan lagi angkat senjata menggusir penjajah, tapi pahlawan sejati diera sekarang adalah para pelaku pemberdayaan kampung.

Kenapa mereka? Karena mereka adalah para kesatria sejati yang berjuang mengusir kemiskinan dan penggangguran di kampungnya agar secara ekonomi warga kampung mampu bangkit mandiri dan bisa berkontribusi meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.

Ini sebuah konsep spektakuler yang mudah di atas kertas, tapi sulit dijalankan dilapangan. Bukan pejuang jika belum melakukan apa apa, tapi sudah bilang tidak bisa dan menyerah sebelum bertindak.

Perjuangan pegiat kampung Nila Slilir adalah contoh kongkrit para pahlawan sejati dikampungnya agar dimasa mendatang, warga bisa secara mandiri membangun kesejahteraan masyarakat. Bagaimana perjuangan mereka? Ini ulasannya.

Peluang di masa pandemi

Tiap kampung sebenarnya punya potensi yang bisa diangkat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat. Kampung warna warni di kota malang adalah contoh, bagaimana kampung kumuh dibantaran sungai Brantas bisa menjadi destinasi wisata menarik dan warga sekitar bisa memperoleh manfaat dan penghasilan dari upaya mengangkat potensi kampungnya. 

Namun tidak semua kampung akan menarik jika rumah rumah penduduknya dicat warna warni. Di kampung yang kontur tanahnya datar, rumah rumah tersebut tidak akan nampak dilihat dan kesan warna warni tidak akan nampak.

Jika demikian, siapa yang akan berkunjung ke kampung tersebut jika tidak unik? Apalagi di masa pandemi covid 19 sudah menghantam sektor pariwisata. Penerapan protokol kesehatan membuat banyak penghobby traveler untuk stay at home, tujuannya untuk memutus mata rantai penularan pandemi covid 19.

Potensi kampung itu unik. Para pegiat kampung harus bisa mengemas keunikan itu menjadi destinasi wisata. Disaat pandemi, tak mungkin mengumpulkan kerumunan orang banyak, sehingga perlu dipikirkan ide dan potensi apa yang akan dikembangkan, sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Carilah sektor apa dikampungmu itu yang tetap dibutuhkan dan bisa dikembangkan.

Peluang dimasa pandemi inilah yang terbaca para pegiat kampung Nila slilir. Ditengah pandemi covid 19, ternyata masih ada peluang usaha yang bisa dibangun dalam konteks kampung tematik. Sekalipun ada pandemi, ternyata orang masih butuh konsumsi makanan. Dan ikan nila adalah pilihan tepat untuk dibudidayakan.

Kebutuhan konsumsi ikan nila di Jawa timur, baru tercover 40 persen oleh petani di Jawa timur, sementara sisanya 60 persen tercukupi dari petani nila dari provinsi lain. Peluang ini terbaca di kampung Nila slilir sebagai peluang usaha. Pasar konsumsi ikan nila segar juga sangat besar, sehingga potensi ini bisa dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun