Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Kopdar Pegiat Sejarah di Museum Reenactor Ngalam

8 November 2020   11:29 Diperbarui: 8 November 2020   11:44 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto diskusi 7 November 2020 di museum Reenactor Ngalam

Malam Minggu, 7 November 2020 jadi moment asyik kopdar pegiat sejarah Malang dari beberapa elemen pegiat sejarah dan pegiat kampung tematik. Berikut ulasannya

Kesederhanaan event

Situasi pandemi, acara kopdar seperti ini dikemas dengan protokol kesehatan berupa jaga jarak sehingga kesederhanaan event acara tidak mengurangi makna. 

Pembatasan undangan juga dilakukan dengan selektif, sehingga pihak museum Reenactor Ngalam memohon maaf tidak menyebarkan undangan resmi terkait acara tersebut. 

Dari sisi hidangan juga sangat sederhana berupa makanan polo Pendem khas tempo dulu. Terasa nuansa gerilya sangat terasa di museum Reenactor Ngalam malam itu.

Nuansa Gerilya di Museum Reenactor

Konsep nuansa Gerilya yang dibangun di seputar Museum memang dikembangkan di museum Reenactor ini. Sehingga terasa nuansa seolah olah inilah tahun 1947 di malang. Inilah satu satunya museum se indonesia yang membuat nuansa seperti ini. 

Biasanya museum hanya properti pajangan, disini properti tersebut di gunakan sebagai sarana pembelajaran historical reenactment. Dari pakaian yang digunakan juga menyesuaikan dengan masanya.

Diskusi Lintas elemen

Diskusi tipis tipis malam Minggu ini dihadiri banyak elemen pegiat sejarah, Pegiat Literasi, Pegiat Museum dan pegiat kampung tematik. Dari pegiat sejarah, hadir Bapak Mansoer Hidayat, sejarawan dari Lumajang yang menulis buku sejarah Arya Wirabraja dan Sejarah pahlawan Mayjen Imam Soedjai. Dibahas pula peran Besar Bapak Imam Soedjai di awal kemerdekaan diseputar malang raya. 

Hadir pula sejarawan muda dari Jelajah jejak Malang, Devan Firmansyah. Dari Pegiat Literasi juga Hadir Bapak Yunus dan Mas Heri dari komunitas Bolang Kompasiana. Hadir pula Mbak Hariyani, dari Rumah Literasi Candi Panggung.

Pegiat Museum dihadiri Bapak Kapten Soetrisno dari Museum Brawijaya dan Pegiat Kampung Tematik hadir dari Kampung Nila Slilir yang dipimpin langsung oleh Bapak Lurah Bakalan Krajan kota malang, Bapak Johan Fuady. Acara yang dibuka oleh Bapak Imam Subagyo, selaku Lurah Sumbersari, di mana Musium ini berada, berlangsung sangat menarik. Terima kasih juga untuk Bapak Paulus Arman dan keluarga, serta semua pihak yang hadir yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

Diskusi lintas elemen seperti ini merupakan cara efektif membangun sinergi dimasa mendatang. Semoga akan banyak event lebih menarik dimasa masa mendatang untuk saling dukung tumbuh kembang semua gagasan yang tengah dikembangkan.

Selamat membangun sinergi

Malang, 8 November 2020

Oleh Eko Irawan di Museum Reenactor Ngalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun