Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Masa Depan dalam Secangkir Kopi

26 Oktober 2020   14:08 Diperbarui: 26 Oktober 2020   14:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri secangkir kopi

Secangkir kopi

Paduan pahit dan manis. Disana ada filosofi. Tentang kita. Untuk ada duduk disini. Membahas. Merangkai asa. Tentang pahit dan manis.

Secangkir Kopi

Menemani diskusi. Tentang rasa. Tentang masa depan. Dibahaspun hanya jadi tanya. Kenapa kita bertemu. Kenapa rindu terlarang. Kenapa manis harus berbalut gamang. Ketika harus pahit, menerima untuk terus berjalan. Membangun asa yang manis.

Secangkir kopi

Rasa ini terus bergelora. Aku berharap dalam mimpiku. Kamulah yang terbaik. Karena bukan karena aku punya apa. Tapi kamu masih tersenyum saat hanya ada secangkir kopi

Kisah akan terus berjalan. Kadang cangkir ini kecil. Kadang cangkir itu besar. Semalam dirimu ada bersama cangkir besar itu. Hampir pagi terus merangkai. Bersama cangkir besarmu. Diminum seteguk demi seteguk. Hingga pagi menjelang.

Secangkir kopi

Yang tak akan mau pergi. Karena hati telah tersandera. Tumbuh dalam asa. Tumbuh dalam silang pendapat. Mekar dalam ketidakmungkinan. Ternyata ada masa depan dalam secangkir kopi. Ada saat bersamamu. Ada saat dekat denganmu

Malang, 26 Oktober 2020

Eko Irawan, Tlatah bumi Slilir, bersama ikan ikan....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun