Tanpa integritas diri yang tangguh, menulis akan jadi beban. Dengan alasan tidak ada mood menulis, dia sedang berupaya menipu diri dan memcari pembenaran berhentinya dirinya menulis. Bung Karno adalah penulis yang tetap menulis walaupun dia harus diasingkan dengan segala keterbatasan yang ada. Bacalah sejarah para tokoh bangsa ini yang tetap menulis, walaupun dia dalam ancaman senjata. Dimasa damai seperti sekarang, sangat tidak pantas, seorang penulis berhenti berkarya. Malu Dong Pada Bung Karno.
Mengejar Ketinggalan Kereta
Jika ingin punya kekuatan super dalam menulis, coba renungkan apa tujuan menulismu. Penulis populer selalu peka kondisi sehingga dia mampu menulis hal yang up to date. Kekinian. Tidak mampu jadi penulis populer? Jadilah penulis hobby. Tiap manusia punya hobby masing masing, dan disana ada banyak ilmu yang bisa dishare dengan pihak lain. Jadilah penulis ekspert dalam bidang hobbymu.
Masih tetap tidak mampu juga? Kembalilah pada diri sendiri dan tanya apa tujuan menulismu. satu tujuan menulis yang menjadikan saya tetap menulis adalah menjadikan ide dan gagasan dirimu sendiri abadi. Mungkin sekarang tulisanmu itu tidak bermakna, namun 20 s/d 50 tahun lagi ternyata artikel itu trading topik dan dibutuhkan banyak orang masa depan. Tom Pires penulis buku Suma Oriental sendiri tidak pernah tahu jika karyanya baru booming setelah 200 tahun dia meninggal dan menjadi rujukan banyak sejarawan dikemudian hari.
Mari Mengejar Ketinggalan kereta, agar menulismu tetap menjadi nafas dalam hidupmu. semoga menginspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H