Jadi Penulis membutuhkan suatu kondisi ideal agar dia mampu menghasilkan karya karyanya. Jika sekedar menulis, tentu dia mampu. Tapi untuk membuat karya tulis yang berkualitas, up to date, peka kondisi dan dibutuhkan khalayak umum serta menginspirasi banyak pihak, ternyata dibutuhkan moment yang tepat agar membantunya berkarya secara maksimal. Artikel berikut mencoba mengupas permasalahan ini, karena jujur, Penulis sendiri dalam kondisi ketinggalan kereta. Penulis yang ketinggalan kereta adalah penulis yang terjebak dalam kondisi blank, sehingga dia tidak mampu menuangkan ide dan gagasannya menjadi sebuah karya tulis. Semoga artikel ini menginspirasi
Motivasi Menulismu Apa
Setiap orang harus punya apa yang disebut motivasi. Kekuatan Motivasi seseorang bisa membuat seseorang menjadi manusia super dalam bidang yang digelutinya. Fakta ini bisa dilihat pada orang yang kasmaran. Seorang lelaki yang naksir seorang wanita. Dengan menempuh banyak cara dia berupaya memperoleh cinta dari sang pujaan. Begitu pula dengan seorang penulis. Punya tidak dia semangat seperti orang kasmaran meraih cinta pujaannya. Jika motivasimu belum membara seperti orang kasmaran, motivasimu boleh jadi belum maksimal.
Kamu nulis hanya karena disuruh pihak lain. Misal guru atau dosen. Kamu menulis karena ingin dapat nilai. Kamu tidak akan menulis jika kamu tidak disuruh. Adapula Penulis yang berkarya karena bekerja disebuah media. Penulis yang menjadi profesi biasanya aktif berkarya, karena dia menggantungkan hidup diri dan keluarganya dari aktivitas menulis. Dia menulis karena motivasi pekerjaan.
Bagaimana penulis yang tidak dibayar? Mereka yang belum dapat tempat sebagai penulis profesional. Praktis penulis seperti ini tidak maksimal karena konsentrasi dia berkarya terganggu oleh kebutuhan hidup. Yang belum menikah, bingung baru diputus pacarnya. down. Yang sudah menikah bingung ditangisi anak istrinya. Istrinya minta dibelikan bedak. anaknya minta jalan jalan. Mampukah dia menulis disaat semua itu belum tercukupi?
Motivasi menulis perlu dibangun sebagai pondasi dasar sebelum dirimu memutuskan sebagai penulis. Kuat tidaknya motivasi itu, tergantung pada apa yang menjadi motivasimu. Tanpa motivasi, aktivitas menulismu seperti orang naik angkot tapi tidak tau kemana mau pergi. Kapan sampainya?
Kesulitan Hidup Penulis
Tiap pribadi pasti punya permasalahan hidup sendiri sendiri. Penulis harus mampu mengatur management hidupnya agar terpilah dan tidak saling menghambat. Ini adalah pengalaman pribadi Penulis, dimana sisi kehidupan ekonomi adalah yang sangat menghambat kreativitas. Mampukah tetap menulis aktif jika beli paket internet saja tidak mampu? Mampukah menulis jika anak istrinya di rumah kelaparan, beli beras saja tidak mampu. Ini bukan dramatisir kondisi, ini fakta nyata yang ada dikehidupan real kita. Seorang karyawan dengan gaji bulanan yang dipotong oleh tanggungan kredit praktis hidupnya pas pasan. Bagaimana dia harus mencukupi kebutuhan sehari harinya, praktis kualitas menulisnya akan surut.
Kesulitan hidup penulis adalah penyebab utama mengapa karyanya terhenti. Teman penulis lain yang secara finansial lebih mapan, akan terus melenggang lancar jaya bersama keretanya, sementara penulis lainnya ketinggalan kereta. Kok peka kondisi, dompetnya saja kempes.
Membangun Integritas Penulis
Ditengah kesulitan apapun, penulis seyogjanya tetap menulis. Jangan jadi penulis yang melankolis yang merengek rengek dan menyalahkan pihak lain yang jadi penyebab. Resiko penulis ketinggalan kereta adalah resiko yang ditanggung pribadi. Jika tidak ingin ketinggalan, dia harus mampu membangun integritas dirinya sendiri.Â
Tanpa integritas diri yang tangguh, menulis akan jadi beban. Dengan alasan tidak ada mood menulis, dia sedang berupaya menipu diri dan memcari pembenaran berhentinya dirinya menulis. Bung Karno adalah penulis yang tetap menulis walaupun dia harus diasingkan dengan segala keterbatasan yang ada. Bacalah sejarah para tokoh bangsa ini yang tetap menulis, walaupun dia dalam ancaman senjata. Dimasa damai seperti sekarang, sangat tidak pantas, seorang penulis berhenti berkarya. Malu Dong Pada Bung Karno.
Mengejar Ketinggalan Kereta
Jika ingin punya kekuatan super dalam menulis, coba renungkan apa tujuan menulismu. Penulis populer selalu peka kondisi sehingga dia mampu menulis hal yang up to date. Kekinian. Tidak mampu jadi penulis populer? Jadilah penulis hobby. Tiap manusia punya hobby masing masing, dan disana ada banyak ilmu yang bisa dishare dengan pihak lain. Jadilah penulis ekspert dalam bidang hobbymu.
Masih tetap tidak mampu juga? Kembalilah pada diri sendiri dan tanya apa tujuan menulismu. satu tujuan menulis yang menjadikan saya tetap menulis adalah menjadikan ide dan gagasan dirimu sendiri abadi. Mungkin sekarang tulisanmu itu tidak bermakna, namun 20 s/d 50 tahun lagi ternyata artikel itu trading topik dan dibutuhkan banyak orang masa depan. Tom Pires penulis buku Suma Oriental sendiri tidak pernah tahu jika karyanya baru booming setelah 200 tahun dia meninggal dan menjadi rujukan banyak sejarawan dikemudian hari.
Mari Mengejar Ketinggalan kereta, agar menulismu tetap menjadi nafas dalam hidupmu. semoga menginspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H