Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Paradigma Cagar Budaya dalam Nuansa Wisata Haritage

16 Januari 2019   16:07 Diperbarui: 16 Januari 2019   16:10 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jika sebuah pemerintah kota sudah membranding kotanya sebagai kota wisata, maka kota tersebut harus layak dikunjungi dan dikangeni wisatawan. harus ada langkah agar  kawasan yang sudah ditetapkan tersebut bisa menarik bagi wisatawan. Disekitarnya berarti harus ada kegiatan berkala yang bisa dilihat wisatawan. Harus ada daya tariknya berupa sesuatu yang bersifat menghibur, khas dan tidak ada ditempat lain.

Nuansa yang ramah, udara yang sejuk, makanan halal yang sehat dan terjangkau, kenyamanan angkutan umum, tiket wisata terjangkau dan keamanan wisatawan adalah hal hal yang perlu dikaji lebih jauh. 

Wajah terminal juga perlu dibenahi. Karena terminal adalah wajah sebuah kota. Jika terminal kumuh, makanan mahal dan banyak preman gentayangan, maka rasa kangen wisatawan yang seharusnya kembali dimasa mendatang akan menjadi kata "Kapok". Kasus ditipu tarif angkot dan pemerasan berkedok mengantar belanja wisatawan adalah hal hal yang perlu diberantas.

Kemudahan angkutan dan spot kuliner sehat halal murah harus diciptakan dibanyak lokasi. Pusat oleh oleh dan souvenir khas harus disiapkan dan dikelola dengan baik. Branding sebuah kota harus disinergikan dengan pemerintah dan masyarakat di dalamnya. Dan sudahkah warga sekitar spot terwadahi secara baik sehingga bisa tumbuh perekonomiannya? Jika masyarakat kampung disekitarnya tidak terlibat, jangan harap mereka turut sadar wisata. Pemberdayaan kampung perlu ditingkatkan kapasitasnya. 

Komunitas yang tumbuh dikota tersebut harus diberi wadah karya yang inovatif, sehingga mereka terus berkarya. sekarang sudah banyak bertebar kampung tematik yang mengangkat potensinya masing masing. 

Jika sudah ada dan mereka rata rata jalan sendiri sendiri, Kenapa tidak ada yang mewadahi? Mereka itu ada dan jangan dilabeli Kampungan jika mereka berdomisili di kampung. Sekarang sudah Merdeka Brow.. Sudah tidak pantas ada yang membedakan kasta dan menilai yang lain inlander.Kampungpun punya potensi yang bisa diangkat lho. 

Mari Peka Potensi. Jangan semut di seberang lautan nampak jelas dimata, tapi gajah ada di depan pelupuk mata malah dianggap tidak ada. Demikian Tulisan Kami, Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Tulisan ini hanya ide dari orang yang bukan siapa siapa dan ingin kotanya Maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun