Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Korps Musik Reenactor, Reka Ulang Musik dan Perjuangan Indonesia

17 Desember 2018   16:04 Diperbarui: 18 Desember 2018   08:31 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan perdana Korps musik Reenactor (dokpri)


Menjawab Pertanyaan dalam Seminar Sejarah Nasional Tahun 2018 di UGM Jogjakarta pada Tanggal 3-4 Desember 2018, apakah kegiatan Reenactor hanya berupa drama teatrikal peperangan, maka unit Korps Musik Reenactor adalah Jawabnya. 

Dalam Rangka Cangkrukan Heritage #2 di Hotel Pelangi Kota Malang pada Hari Sabtu, 15 Desember 2018, Reenactor Ngalam memberi bukti nyata bahwa Reenactor tidak melulu peperangan, namun juga dengan penampilan musik tempo dulu di acara tersebut.

Korps Musik Reenactor adalah upaya me-reka ulang masa perjuangan melalui alunan lagu lagu perjuangan bergenre tempo dulu dan keroncong. Bagaimana sejarah lagu perjuangan di negeri ini? Mari Kita bahas dalam artikel ini.

A. Tentang Nasionalisme Indonesia

Berkembangnya nasionalisme modern di Eropa yang dipelopori oleh para akhli ilmu  pengetahuan, di Indonesia lahir kebangkitan nasional yang dipandang sebagai awal tumbuh dan berkembangnya sejarah yang pertama kali dipelopori oleh tokoh pergerakan kebangsaan seperti Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Bangkitnya nasionalisme ditandai lahirnya semangat kebangkitan nasional melalui organisasi Boedi Oetomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. 

Dengan tujuan "mencerdaskan bangsa", berdasarkan kesadaran, tekad, dan upaya untuk mamajukan bangsa atas dasar falsafah dan wawasan yang bersumber  pada kepribadian nusantara, didukung para cendekiawan berbasis pada pendidikan nasional untuk melawan bangsa penjajah.

Nasionalisme merupakan kesadaran bersama yang dapat mempersatukan suku-suku  bangsa yang hidup dinusantara. Nasionalisme di Indonesia lahir bersamaan dengan tumbuhnya keinginan seluruh rakyat Indonesia membentuk negara kesatuan.  Dalam  perjalanan sejarah Indonesia bangsa Belanda pernah mengajarkan instrumen musik Barat kepada abdi dalem di kesultanan kraton Yogyakarta dan kasunanan kraton Surakarta 

tujuannya agar dapat memainkan lagu kebangsaan Wilhelmus, saat upacara kunjungan tamu resmi para pejabat dari negeri Belanda. 

Selain itu perlakuan istimewa terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya serta diakuinya bahasa melayu sebagai bahasa nasional memicu timbulnya peluang dan konflik bagi kelompok cendekiawan Jawa yang ingin menguasai lagu kebangsaan dengan alternatif musik ritual yang khas dapat mewakili puncak kebudayaan nasional melalui instrumen gamelan. 

Usaha itu dilakukan dengan mencoba mengerahkan para empu gamelan di tahun 1930-an untuk dapat memodernisasi gamelan baik dari segi praktek maupun teori. Perubahan-perubahan dalam notasi musik diantaranya pernah ditulis dalam  buku kecil Mr. Muhammad Yamin, bahwa usaha-usaha untuk memainkan lagu kebangsaan Indonesia Raya terbukti mengalami kegagalan, oleh karena secara teknis lagu itu memakai sistem tangga nada diatonis, sedang untuk instrumen gamelan menggunakan tangga nada  pentatonik.

Pada masa perjuangan Indonesia melawan kolonialisme perkembangan musik diatonis  berubah menjadi fenomena politik, disebabkan perbedaan pandangan tentang musik nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun