Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Sejarah Kota Malang (1914-1950)

20 Agustus 2018   16:34 Diperbarui: 20 Agustus 2018   16:51 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 44) Pemerintah Kota Malang pindah  ke Sumberpucung, kemudian pindah ke Gondanglegi, mundur masuk ke  pedalaman di mana pasukan BKR, sisa laskar, kelompok milisia dan Brigade  Mobil Polisi masih memegang bagian selatan Malang.

 45) Kawasan  pengungsian, bagi rakyat Kota Malang, sejauh catatan saya mencakup rute:  Malang-Tumpang, Malang-Wajak, dan Malang-Turen.

 46) Sepanjang  1948 rakyat Kota Malang mengalami berbagai penderitaan akibat  pertempuran tiada henti antara Tentara Belanda dengan pasukan Tentara  Republik Indonesia baik dari matra darat maupun laut(!) yang didukung  gerilyawan dari sumber milisia, paramiliter, hingga laskar yang lebih  merupakan rakyat dipersenjatai. Pada masa inilah berbagai tragedi  terjadi. Baik pembunuhan, perampokan maupun kekerasan lainnya. Sebuah  buku dari Tjamboek Berdoeri, pernah menuliskan nukilan dari peristiwa  ini.

 47) Peristiwa Agresi Militer Belanda ke 2, pada 19 Desember  1948 ke Yogya, meningkatkan intensitas perang gerilya di Kota Malang,  yang meluas kini hingga Kendalpayak, Pujon, Buring dan Lawang.

  48) Beberapa hari sebelum agresi tersebut, didirikan Negara Jawa Timur  pada tanggal 26 November 1948. Adapun R.T.P Achmad Kusumonegoro terpilih  sebagai kepala negara. Kota Malang yang diduduki Belanda menjadi bagian  dari negara tersebut. Sementara Pemerintah Kota yang menyatakan setia  dengan Republik Indonesia bertahan di Gondanglegi.

 49) Pemerintah Kota Malang di pengungsian Gondanglegi (1948). 

 50) Tahun 1949 adalah tahun yang dipenuhi oleh peristiwa dan persoalan  penting bagi Negara Republik Indonesia pada umumnya dan Kota Malang  khususnya. Tahun 1949 menjadi penyelesaian konflik kemerdekaan kita.  Pada September 1949 pimpinan militer area Malang, Letkol Dr. Soejono  diundang ke Surabaya untuk merundingkan pengakhiran perang. Desember  1949, unsur Pemerintahan Keresidenan Malang diminta kembali ke Malang  untuk memulai perpindahan kekuasaan.

 51) Saat itu Kota Malang  masih menjadi bagian dari Pemerintah Negara Jawa Timur. Di bawah  pimpinan Mr. Soenarko, secara perlahan kekuasaan dialihkan dari kekuatan  militer Belanda ke pemerintah bentukan Republik Indonesia. Mula-mula  masuklah tentara dan polisi Indonesia dari arah barat dan selatan,  kemudian diikuti front pemuda, sisa laskar dan milisia, serta akhirnya  Pemerintah Kota Malang di pengungsian.

 52) Kantor pemerintah  sementara ada di Hotel Trio. Secara resmi Pemerintah Kota beroperasi  pada 2 Maret 1950; tidak lagi sebagai bagian Negara Jawa Timur, namun di  bawah Republik Indonesia Serikat (RIS). Balaikota yang rusak terbakar,  dipergunakan kembali sebagai kantor, meski hanya di lantai pertama.

 53) Inilah masa singkat dari pemerintahan "kembar" di Malang: ada  Walikota Federal bernama Ir. Tahir dan Walikota dari Republik Indonesia,  R. Sardjono. Terjadilah serah terima pada pertengahan 1950; sehingga  resmilah Pemerintah Republik Indonesia di Malang. Saat itu penduduk  Malang dicacah sebesar 233.938 jiwa.

Mudah mudahan bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun