Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Sejarah Kota Malang (1914-1950)

20 Agustus 2018   16:34 Diperbarui: 20 Agustus 2018   16:51 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 11) Setelah melalui proses panjang ---yang  berhubungan dengan penataan administrasi--- Gemeenteraad Malang pada 1919  memutuskan mengangkat seorang walikota, yang disebut burgermeester. Pada  1 Juli 1919 dilantiklah H. I. Bussemaker sebagai walikota pertama,  pilihan Gemeenteraad Malang. Saat itu belum ada pemilihan walikota oleh  rakyat.

 12) Sepanjang 1919-1924, Kota Malang mengalami kemajuan  pesat. Salahsatu sumber keuangan adalah pajak, mulai dari pajak  kendaraan sampai petasan.

 13) Pada 1924 dibentuklah brigade  pemadam kebakaran. Selain itu, meskipun jalan masih banyak yang belum  diperkeras namun karena sudah terdapat mobil maka disusun aturan  kecepatan kendaraan.

 14) Pada 1929, Bussemaker diganti oleh  Walikota E. A. Voorneman. Saat itu anggaran kota sudah mencapai 614.078  gulden. Apabila ditambah dengan anggaran yang dikelola dinas-dinas di  kota yang saat itu di bawah Residen Pasuruan maka nilai keuangan di Kota  Malang sudah sebesar 852.716 gulden.

 15) Simpang empat Kayutangan, Kota Malang tahun 1954, gedung YMCA sekarang menjadi Bank BCA.

(koleksi pribadi)
(koleksi pribadi)
 16) Pada 1931, terjadi perbaikan struktur pemerintahan Kota Malang.  Gemeenteraad yang semula merupakan semacam dewan pemerintahan kota,  menyerahkan kekuasaan kepada Wethouders, yang merupakan semacam Dewan  Perwakilan Rakyat, yang dipilih dari anggota masyarakat Kota Malang.  Pada 1933, Voorneman diganti Walikota J. Lakeman.

 17) Krisis  ekonomi melanda Hindia Belanda pada 1935 dan mempengaruhi Kota Malang  juga. Muncul kesulitan dalam pengelolaan dan pembiayaan Pegawai  Pemerintah Kota.

 18) Pada masa itu, sejumlah pabrik es mulai  didirikan di Kota Malang. Selain di Betek juga Ngaglik. Pemerintah Kota  mengeluarkan aturan mengenai pembuatan es, karena air yang dipakai  kadang-kadang tak sesuai baku mutu sehingga berpotensi menimbulkan sakit  kolera.

 19) Pada 1939, Lakeman digantikan oleh Walikota  Boerstra. Saat itu kota sudah memiliki koran bagi orang Eropa bernama  Oosthoekbode dan diantara orang Cina serta peranakan terbit majalah  Tjahja Timoer. Pada masa itu pula Kantor Walikota Malang, Stadhuis, yang  berada di depan Jan-Pieterzoon Coen Plein diselesaikan.

 20) Dari  segi pendidikan Kota Malang sudah maju, khususnya untuk keturunan  Eropa. Hanya anak Belanda, keturunan Belanda, dan anak para priyai yang  dapat bersekolah ke Hogere Burger School (HBS) dan Algemene Middelbare  School (AMS) di Malang ini setelah menamatkan sekolah dasar. Letak  sekolah ini tepat di depan Jan Pieterzoon Coen Plein.

 21) Soal  hiburan, sudah ada 3 bioskop di Malang pada 1939. Salahsatunya adalah  Bioskop Grand, yang saat ini sudah tiada. Letaknya diambil alih oleh  Pertokoan Mitra 1 di Jalan Agus Salim, Malang. Foto ini dibuat Lex de  Herder dari NFA tahun 1950. Dikutip dari koleksi situs Nederlands  Fotomuseum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun