Mohon tunggu...
Eko Wahyudi
Eko Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

19 April 2023   23:06 Diperbarui: 19 April 2023   23:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi Antar Materi_Modul 3.1 

Nama         : Eko Wahyudi, S.Pd.SD_CGP Angkatan 7

Kelas         : 132 B  

Kegiatan Pemantik:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini yaitu ketika mengajarkan sesuatu yang dirasa sudah benar, terkadang di sisi lain malah berbenturan dengan nilai-nilai kebajikan yang benar juga, misalnya; mengajarkan aspek kognitif pada murid itu benar tetapi menumbuhkan karakter positif murid itu juga benar. Sehingga disini guru dihadapkan pada suatu dilema etika yang mana kedua-duanya benar.

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianut dalam pengambilan suatu keputusan hendaknya bersumber dari nilai-nilai kebajikan sehingga akan berdampak baik bagi murid dan lingkungan belajarnya.

Sebelum mengambil keputusan, sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya berhati-hati dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada, apalagi kalau itu terkait pemenuhan kebutuhan belajar murid. Alangkah lebih baiknya jika keputusan yang diambil dapat mengakomodir semua kebutuhan individu murid.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

Hal ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya untuk mengambil keputusan agar murid bisa memiliki karakter dan keterampilan sosial emosional yang baik untuk meraih kebahagiaan dan keselamatan di masa mendatang .

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Patrap Triloka filosofi Ki Hajar Dewantara yang sangat terkenal dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu; Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan atau contoh), Ing madya mangun karsa  (di tengah membangun atau memberi semangat), Tut wuri handayani (di belakang memberi dukungan) . Kaitannya yaitu ketika seorang pemimpin dihadapkan pada situasi dilema etika maupun bujukan moral, maka disinilah peran seorang pemimpin diuji untuk bisa mengambil keputusan yang bijak dan mengakomodir semua kepentingan muridnya. Sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan generasi unggul yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang itu akan menentukan cara pandang seseorang terhadap suatu masalah atau situasi, dan pada akhirnya akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip pengambilan suatu keputusan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir, Berpikir Berbasis Peraturan, dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Misalnya, guru yang memiliki rasa empati atau kepedulian yang tinggi terhadap sesama maka akan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli dalam mengambil suatu keputusan. Sedangkan guru yang memiliki komitmen yang kuat pada peraturan yang berlaku maka akan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan. Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi maka akan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pada dasarnya coaching berprinsip kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi, sehingga pada akhirnya dapat membantu rekan sejawat maupun sebaliknya untuk bisa berpikir otonom.  Coach membantu coachee untuk dapat membuat keputusannya secara mandiri, melalui pengembangan ide-ide, gagasan maupun opsi-opsi baru yang lebih baik sehingga nantinya akan dilakukan pengambilan keputusan melalui pembuatan rencana aksi dan berkomitmen untuk melaksanakannya dengan rasa tanggungjawab. Apabila si coach dalam mengajukan pertanyaan berbobot dikombinasikan atau mencakup 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan maka hasil pengambilan keputusan tersebut akan semakin tajam dan lebih sempurna.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosional tentu akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Alasannya jika seorang guru menguasai dan menerapkan lima kompetensi sosial emosional dalam pemecahan masalah dengan baik, maka dipastikan keputusan yang diambil akan lebih bagus dan efektif jika dibandingkan pengambilan suatu keputusan dalam keadaan emosi dan egois. Selain itu kondisi kesadaran penuh (mindfulness) juga harus tetap dijaga agar keputusan yang diambil tidak melenceng dari tujuan sehingga pada akhirnya akan tercipta wellbeing. 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus terkait masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Dalam hal ini pemahaman nilai-nilai kebajikan seorang pendidik sangat berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan. Hal ini akan menjadi dasar, rambu-rambu dan pedoman seorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan nilai-nilai kebajikan yang sama-sama benar maupun benar lawan salah, sehingga nantinya tidak terjebak dalam situasi tersebut dan akhirnya dapat bertindak secara bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Mana nilai yang harus dikuatkan atau mungkin dikalahkan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 Pengambilan keputusan memiliki arti penting untuk efek jangka pendek dan jangka panjang suatu instansi. Pengambilan keputusan yang tepat yang didasarkan pada langkah-langkah dan nilai-nilai kebajikan akan menghasilkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik, terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Namun sebaliknya, pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada hubungan sosial dan eksistensi instansi.

7.  Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 

Tantangan yang saya hadapi adalah terkait pengambilan keputusan yang masih belum seratus persen bisa mengakomodir seluruh kepentingan pihak-pihak terkait. Sebagaimana yang kita ketahui, umumnya setiap keputusan pasti memiliki konsekuensi tersendiri, oleh karena itu jika keputusan yang ditetapkan tidak sesuai maka kita biasakan untuk berlapang dada, menghormati, dan melaksanakannya dengan penuh rasa tanggungjawab. Pengambilan keputusan di lingkungan saya tergantung pada situasi yang ada, akan tetapi tetap mempertimbangkan empat paradigma yaitu: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangkan pendek lawan jangka panjang.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Setiap keputusan yang kita ambil tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan murid khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Agar dapat membuat perencanaan pembelajaran yang tepat, maka guru haruslah melakukan pemetaan kebutuhan masing-masing individu murid. Kita perhatikan kesiapan belajar, minat belajar serta profil belajar murid. Dengan mengetahui dan memenuhi 3 aspek tersebut, masing-masing murid akan merasakan suasana merdeka belajar yang sesungguhnya.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran sebaiknya berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena pengambilan keputusan tersebut akan selalu terekam, teringat di benak murid dan mempengaruhi psikis, karakter serta bisa menjadi pedoman murid di masa mendatang dalam menentukan sikap. Maka dari itu seorang pemimpin haruslah bijaksana dan selalu memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

10.  Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah seorang pemimpin pembelajaran hendaknya memahami perbedaan karakteristik muridnya baik itu dalam minat, potensi maupun gaya belajarnya. Selain itu juga tuntunlah agar mampu menguasai lima kompetensi sosial emosionalnya. Pahami juga filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk bisa memposisikan diri. Serta pahami prinsip-prinsip dan nilai-nilai sebagai seorang guru. Kompetensi tersebut dapat dieksplorasi melalui coaching dengan alur TIRTA. Sehingga kalau konsep tersebut dilaksanakan dengan baik maka kedepannya akan tercipta budaya positif dalam pengambilan suatu keputusan.

11.  Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya sejauh ini tentang konsep-konsep tersebut adalah; jika situasinya benar lawan benar termasuk dilema etika, sedangkan jika benar lawan salah termasuk bujukan moral. Apabila kita dihadapkan pada dilema etika, maka di sini ada 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selain itu juga ada 3 prinsip yang kita yakini sebagai acuan pengambilan keputusan tersebut, yaitu; Berpikir berbasis hasil akhir, Berpikir berbasis peraturan, dan Berpikir berbasis rasa peduli. Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat dilakukan yaitu; Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, dan lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. Hal yang menurut saya di luar dugaan yaitu ketika kita dihadapkan dalam situasi dilema etika, kita bisa mencari alternatif pilihan lain yang lebih efektif dari dua pilihan yang sudah ada (investigasi opsi trilema).

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, bedanya yaitu sebelum mempelajari modul ini, pengambilan keputusan sebagai pemimpin belum terorganisir dengan baik. Pengambilan keputusan biasanya berawal dari identifikasi, kemudian memanggil pihak yang terlibat untuk dilakukan klarifikasi terkait fakta-fakta yang ada. Setelah itu baru baru mengambil sebuah keputusan berbasis hasil akhir. Setelah mempelajari modul ini saya menjadi tercerahkan dan menjadi paham tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan ketika dihadapkan pada suatu kasus maka saya langsung menerapkan 9 konsep pengambilan dan pengujian keputusan secara berurutan. Sehingga pengambilan keputusan yang diambil menjadi lebih tepat.

13.  Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini saya menjadi paham dan tercerahkan bahwa dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin tidak boleh asal-asalan, grusa grusu tanpa mengenali, mengidentifikasi dan memperhatikan sebab akibatnya, tetapi keputusan yang kita ambil harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan hendaknya diuji melalui 9 langkah pengambilan keputusan. Dampaknya suasana kelas, komunitas sekolah dan lingkungan menjadi harmonis. 

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik modul ini sangat penting bagi saya, karena sebagai individu saya diajarkan bagaimana tata cara mengenali, mengelola dan mengambil sebuah keputusan yang tepat, baik itu dilema etika maupun bujukan moral sehingga saya menjadi lebih tenang dan berhati-hati. Sedangkan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, keputusan yang saya ambil menjadi lebih baik, efektif, terarah dan berpihak pada murid. Saya menjadi lebih percaya diri karena dalam pengambilan keputusan harus dilakukan secara prosedural atau sesuai dengan langkah-langkah yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun