R.A. Kartini dalam tulisan dan perilaku yang memperjuangkan emansipasi bagi kaum wanita. Nilai dasar yang diketengahkan olehnya adalah mengangkat martabat dan perkembangan pribadi manusia. Perjuangan beliau mencerminkan sila II.
Berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang meperjuangkan kemandirian, martabat bangsa, dan kesadaran nasional dengan tumpuan kebudayaan. Perjuangan ini mencerminkan sila II dan III.
Berdirinya Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam pada tahun 1911, yang memperjuangkan persamaan derajat, kemadirian solidaritas, dan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat dengan tumpuan kekuatan agama, dan perdagangan. Gerakan ini mencerminkan sila I, III, dan V.
Kedua: Bangkitnya kesadaran politis, yang terwujud dalam gerakan-gerakan politis, seperti:
Berdirinya Indische Partij dengan pimpinan Douwes Dekker pada tahun 1912, yang ingin mencapai kemerdekaan dan membangun patrioisme, keadilan sosial. Gerekan ini mencerminkan sila III dan V.
Berdirinya Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, dan lain-lain, yang ingin menanamkan nilai kepribadian, kemandirian, dan solidaritas serta mewujudkan cita-cita persatuan dengan dasar nasionalisme menuju terwujudnya Indonesia Raya. Gerakan ini mencerminkan sila II.
Berdirinya PNI dan partai lain yang ingin memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan semangat nasionalisme dan patriotarisme. Gerakan ini mencerminkan sila III dan IV.
Ketiga:Â Bangkitnya kesadaran ideologis, yang ditandai oleh gerakan dan peristiwa, seperti:
Kongres Pemuda Indonesia pada tahun 1928 yang terwujud dalam Sumpah Pemuda: kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia, yang memperjuangkan persamaam derajat dan kemerdekaan. Peristiwa ini mencerminkan sila II, III, dan IV.
Pembuangan/penyingkiran tokoh perjuangan kemerdekaan.
Zaman Revolusi yang berlansung dari Tahun 1945-1950