Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Suka traveling, kuliner, baca buku/menulis dan jogging..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tari Gandrung: Daya Tarik Pariwisata Dunia

26 Agustus 2024   15:58 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari Gandrung Sewu  (Sumber: goodnewsfromindonesia.id)

"Tari tradisional itu menurut saya kan identitas ya, identitas suatu masyarakat, suatu tempat. Memang sebaiknya sih setiap orang, dia hidup dimana ya belajar tari tradisinya yang di situ, itu untuk identitasnya dia ke mana-mana, itu benar-benar identitas banget, identitasnya masyarakat, jangan ditinggalkan," kata Silvia.

Tari Gandrung ke Manca Negara

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, melalui pertunjukan tari Gandrung ini, masyarakat khususnya anak-anak Banyuwangi dapat semakin mengenal dan mencintai budaya dan tradisi yang tumbuh dari dalam diri masyarakat itu sendiri. Pengenalan dan upaya menanamkan kecintaan anak-anak pada tari Gandrung, diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler tari Gandrung di seluruh sekolah dasar di Banyuwangi.

"Jadi sebetulnya tari Gandrung bukan hanya soal untuk mengenalkan Banyuwangi, sebenarnya ini instrumen bahwa setiap daerah punya tari khas dalam rangka mengkonsolidasi agar anak-anak kita tahu tradisi yang kuat dan tumbuh dari rakyatnya. Nah, Gandrung kebetulan salah satu tari yang cukup menjadi ikon di Banyuwangi, maka ini anak-anak menjadi kegiatan ekstra (sekolah) dan sekarang sudah menjadi kegiatan yang masif, dari sini kemudian menghasilkan banyak penghargaan. Anak-anak diundang di Frankfrut, di Paris, dan bahkan sudah diakui oleh dunia, salah satunya karena cara yang kita kerjakan misalnya bikin Gandrung Sewu, itu sebagai cara, ada seribu penari Gandrung," kata Azwar Anas.

Sebagai penutup artikel ini, marilah kita melestarikan budaya daerah (kearifan lokal) yang ada sebagai identitas budaya Indonesia merupakan warisan nenek moyang/orang tua kita dahulu. Budaya daerah kita pertahankan dan dikembangkan agar generasi muda mencintai budayanya sendiri, dan tidak terpengaruh budaya asing yang begitu gencar merambah di media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun