Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala AFF: Refleksi Final Leg-1

30 Desember 2021   10:56 Diperbarui: 30 Desember 2021   11:19 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pretasi luar biasa ditorehkan R. Kambuaya dkk,  mencapai Final di tengah pembinaan sepak bola dan liga yang kurang baik (sumber: bola.kompas.com)

Belum lagi, skuad yang dipilih didominasi pemain muda. Beberapa dari skuad muda itu baru 1-2 tahun merasakan sebagai pesepakbola profesional. Bandingkan dengan Thailand yang hanya membawa 2 orang pemain dibawah 23 tahun di dalam skuad. Lainnya berada dalam puncak karirnya sebagai pesebak bola. Pertandingan kemarin layaknya Timnas U-23 melawan Timnas Senior. Kalah pengalaman!

Kalah memang tapi setidaknya skuad ini memberikan harapan ke depan. Jika cara menggembleng Shin Tae-yong, baik fisik dan mental dipertahan maka tidak salah kalau di masa depan kita memiliki Timnas yang tangguh. Tapi, tetap federasi (PSSI) bangun dong kompetisi Liga Indonesia yang berkualitas. Berikut dengan pembinaannya. Supaya makin banyak opsi pemain untuk dipilih. Lihat kan tadi malam, begitu tanpa Pratama Arhan, Thailand mengeksploitasi sisi kiri lapangan Indonesia.

Saya pribadi menganggap perjalanan Timnas Indonesia kali ini luar biasa. Sepak bola itu bukan olahraga yang dibangun dengan cara instan. Anda tidak boleh sekejap mengganti pelatih lalu menarget juara. Itu keterlaluan jika kualitas pengelolaan sepak bolanya buruk! Buruklah, wong, latihan saja harus sewa lapangan.

Ah, kita belum lagi bicara soal Timnas Indonesia yang sering pijakan untuk cari perhatian. Ada saja yang nempel ikut mejeng biar disorot kamera. Entahlah tujuan buat apa. Satu hal yang pasti, mereka-mereka ini sudah silih berganti. Tapi soal pengelolaan sepak bola, gitu-gitu saja, tidak banyak berubah. Kalah, ganti pelatih, target juara. Begitu siklusnya.

Timnas Indonesia, juara atau tidak, sudah prestasi membanggakan! Kalah memang menyesakkan. Rasanya hari-hari suram, bawaannya tidak enak. Bahkan sampai-sampai selera makan hilang. Tapi, makanlah sikit, nanti sakit. Semoga leg-2, kepak sayap garuda membawa Indonesia "Juara"! Selamat siang buat kamu yang masih tegar dan sabar menunggu Juara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun