Rumah-rumah di desa memiliki arsitektur yang unik yakni dinding dianyam dari bambu dengan atap dari alang-alang. Kondisi demikian membuat rumah itu bertahan paska gempa besar tahun 2018.
Perempuan-perempuan Desa Sade juga terkenal cekatan dalam menenun. Hasilnya rapi dan kualitasnya baik. Uniknya, pewarna kainnya berasal dari bahan alami seperti hitam dari daun nila taum, kuning dari kunyit, merah dari mengkudu, hijau dari daun kecipir, dan  merah muda dari serabut kelapa. Karya mereka pantas dijadikan menjadi souvenir yang bernilai tinggi.
2. Bukit Marese
Bukit Merese telah menjadi destinasi populer di Lombok. Jaraknya sekitar 24,5 kilometer dari Bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok. Kalau dari Desa Sade kira-kira 13,5 kilometer.
Bukit Marese adalah daerah perbukitan yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Bukit dengan vegetasi rerumputan sehingga sehari-hari menjadi tempat sapi, kerbau dan domba mencari makan.
Bukit Meresa adalah spot yang paling pas untuk menikmati deburan ombak lautan biru yang pada musim-musim angin. Namun, sebaliknya pada musim yang lebih teduh menjadi spot yang pas pula untuk menikmati ketenangan dengan semilir angin yang lembut.
Mata akan dimanjakan oleh keindahan Batu Payung dan Tanjung Aan dari ketinggian Bukit Merese.
Pada bulan Desember-Februari ketika musim penghujan akan disuguhi pemandangan rerumputan yang hijau. Lalu, pada Mei-Juni di puncak musim kemarau akan tampak rerumputan yang kering kecokatan.
Pada saat berkunjung ke Bukit Merese, jangan lupa menikmati sunset dan sunrise. Sepanjang mata memandang akan dimanjakan dengan laut dan langit yang berwarna keemasan.
Pada saat sunrise terlihat hanya siluet bukit diselimuti cahaya kemerahan lalu perlahan menunjukkan aslinya menghijau. Sebaliknya, saat sunset, bukit yang hijau diselimuti cahaya kemerahan perlahan pudar lalu menyisakan siluet bukit hingga akhirnya gelap menyelimuti.
3. Deretan PantaiÂ