World Super Bike (WSBK) akan menggelar laga pamungkas di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada 19-21 November 2021. Laga penentu tahta di superbike yang hanya menyisakan persaingan Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha) dan Jonathan Rea (Kawasaki Racing Team).
Setelah gelaran WSBK, dalam waktu tidak lama, Mandalika akan menjadi tuan rumah even besar Moto GP. Dalam kalender sementara Kejuaraan Dunia Moto GP 2022, Indonesia akan menggelar seri kedua pada tanggal 18-20 Maret 2022.
Sirkuit Mandalika sendiri terletak di Pulau Lombok tepatnya di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit yang menghadap langsung ke Samudera Hindia dengan lanskap perbukitan yang indah adalah bagian destinasi super prioritas (DSP Mandalika).
Gelaran kelas dunia harus ditangkap sebagai peluang. Selain menjadi host yang profesional, juga harus menjadi tuan rumah yang menyenangkan. Pelayanan yang baik akan melahirkan kepercayaan untuk event-event berikutnya di Indonesia aja
Memberikan kepuasan yang maksimal kepada peserta dan semua tamu yang datang! Bahkan bagi pemirsa di seluruh dunia yang menonton lewat layar kaca.
Penyelenggaraan WSBK dan selanjutnya Moto GP akan menjadikan Indonesia sebagai pusat sorotan camera. Ratusan juta pasang mata akan menyaksikan dari seluruh dunia. DSP Mandalika akan dibahas terus menerus sepanjang tahun.
Even olahraga domestik apalagi kelas dunia tidak hanya soal olahraga semata. UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia) menyebut even olahraga dapat menjadi katalis untuk pengembangan pariwisata jika berhasil dimanfaatkan dalam hal branding tujuan, pembangunan infrastruktur dan manfaat ekonomi dan sosial lainnya.
Istilah kerennya Sport Tourism, dimana olahraga dari berbagai jenis dan ukuran menarik wisatawan karena peserta atau penonton dan destinasi menambahkan cita rasa lokal kepada mereka untuk membedakan diri mereka dan memberikan pengalaman lokal yang otentik.
Soal Mandalika, Michael "Mick" Doohan, legenda Moto GP, berkata "Saya takut pembalap tak bisa membedakan mana balap mana liburan. Karena konsep sirkuit Mandalika ini bisa dibilang wisata balapan, jadi di sini pembalap, penonton dan semua yang terlibat dalam Moto GP Mandalika ini bisa menikmati suasana konsep sirkuit yang menempel dengan pantai ini"
Benar kata Mick, Lombok menawarkan wisata alam yang menakjubkan. Pesisir selatan Pulau Lombok menawarkan pantai-pantai indah yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Itulah wonderful Indonesia!
Hal itu akan memberikan pengalaman luar biasa bagi anda yang hadir menyaksikan kerasnya balapan dan alam Mandalika. Sebuah pengalaman yang sensasional dari pemenuhan janji wonderful Indonesia.
Mas Menteri Parekraf, Sandiaga S Uno yang mempromosikan DSP Mandalika dengan offensif dan agresif menyebut Madalika adalah tempat yang sangat layak sebagai lokasi sport tourism!
Sebab tidak melulu soal balapan motor di aspal Sirkuit Mandalika. Kita mungkin akan menyaksikan balapan sepeda L'Etape Indonesia by Tour de France dalam waktu dekat.
Lanskap Mandalika yang berbukit pun cocok dijadikan olahraga paralayang dengan site di pantai dan gunung. Wisatawan bisa mencoba olahraga paralayang untuk menguji adrenalin. Menguji batas keberaniannya.
Sport Tourism seperti yang dikemukan UNWTO bahwa intisarinya adalah penambahan nilai dan cita rasa lokal. Itu pulalah yang membedakan Mandalika dari yang lain.
Mandalika menawarkan kombinasi yang sempurna antara olahraga, alam dan kebudayaan lokal yang unik. Paket wonderful Indonesia yang sulit ditemukan di tempat lain.
Nah, jika berkunjung ke DSP Mandalika  masukkanlah spot-spot berikut ke bucket list mu. Lokasinya berada di sepanjang perjalanan menuju dan seputaran DSP Mandalika. Setelah menikmati kerasnya persaingan di aspal Sirkuit Mandalika, kunjungilah untuk pengalaman unik yang tidak terlupakan.
1. Desa Sade
Desa Sade merupakan perkampungan asli Suku Sasak terletak di Kecamatan Puju, Lombok Tengah. Sekitar 11 kilometer dari Bandara Bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok. Desa ini akan dilewati ketika menuju Mandalika.
Menariknya, Desa Sade sarat kearifan lokal dan jauh dari modernisasi. Kamu akan disuguhkan pengalaman unik dimana lantai dilumuri kotoran sapi. Konon katanya, itu untuk membersihkan lantai dan menguatkannya.
Rumah-rumah di desa memiliki arsitektur yang unik yakni dinding dianyam dari bambu dengan atap dari alang-alang. Kondisi demikian membuat rumah itu bertahan paska gempa besar tahun 2018.
Perempuan-perempuan Desa Sade juga terkenal cekatan dalam menenun. Hasilnya rapi dan kualitasnya baik. Uniknya, pewarna kainnya berasal dari bahan alami seperti hitam dari daun nila taum, kuning dari kunyit, merah dari mengkudu, hijau dari daun kecipir, dan  merah muda dari serabut kelapa. Karya mereka pantas dijadikan menjadi souvenir yang bernilai tinggi.
2. Bukit Marese
Bukit Merese telah menjadi destinasi populer di Lombok. Jaraknya sekitar 24,5 kilometer dari Bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok. Kalau dari Desa Sade kira-kira 13,5 kilometer.
Bukit Marese adalah daerah perbukitan yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Bukit dengan vegetasi rerumputan sehingga sehari-hari menjadi tempat sapi, kerbau dan domba mencari makan.
Bukit Meresa adalah spot yang paling pas untuk menikmati deburan ombak lautan biru yang pada musim-musim angin. Namun, sebaliknya pada musim yang lebih teduh menjadi spot yang pas pula untuk menikmati ketenangan dengan semilir angin yang lembut.
Mata akan dimanjakan oleh keindahan Batu Payung dan Tanjung Aan dari ketinggian Bukit Merese.
Pada bulan Desember-Februari ketika musim penghujan akan disuguhi pemandangan rerumputan yang hijau. Lalu, pada Mei-Juni di puncak musim kemarau akan tampak rerumputan yang kering kecokatan.
Pada saat berkunjung ke Bukit Merese, jangan lupa menikmati sunset dan sunrise. Sepanjang mata memandang akan dimanjakan dengan laut dan langit yang berwarna keemasan.
Pada saat sunrise terlihat hanya siluet bukit diselimuti cahaya kemerahan lalu perlahan menunjukkan aslinya menghijau. Sebaliknya, saat sunset, bukit yang hijau diselimuti cahaya kemerahan perlahan pudar lalu menyisakan siluet bukit hingga akhirnya gelap menyelimuti.
3. Deretan PantaiÂ
DSP Mandalika memiliki deretan pantai-pantai indah, mulai dari Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Tanjung Aan, Pantai Gerupuk, Pantai Serenting, dan Pantai Seger.
Jalan-jalan di pantai sambil menikmati deburan ombak dan angin laut. Aktivitas umum yang menyenangkan untuk dilakukan. Berjemur sambil membaca juga tidak kalah menarik.
Bagi pecinta olahraga air yang lebih advance, bisa mencoba berselancar di Pantai Seger. Sebagai catatan, Pantai Seger pernah menyelenggarakan MHA Open 2020 Surfing Competition.
Soal berselancar, Pantai Kuta dan Pantai Gerupuk juga menantang untuk dijajal. Ombaknya liar dan gelombangnya menggulung tumbuh besar, ini menjadi tantangan bagi surfer untuk meliuk-liuk membelah ombak.
Bagi yang senang snorkeling atau diving bisa menjajal Pantai Tanjung Aan. Selain daya tarik permukaan lautnya yang jernih biru kehijauan, menarik juga mengamati kehidupan bawah lautnya yang dangkal dan tenang dengan terumbu karang dan biota laut warna-warni.
Pada hari ke-20 bulan ke-10 dalam Kalender Suku Sasak (Pada Bulan Februari tahun Masehi) setiap tahunnya, di sekitar Pantai Seger diselenggarakan Bau Nyale (menangkap sejenis cacing laut).
Ribuan orang akan berbondong-bondong ke Pantai Seger. Mereka akan menangkap Nyale (Sejenis cacing laut) dari sela-sela karang di sepanjang Pantai Seger.
Nyale akan diolah dalam bentuk berbagai hidangan. Seperti hidangan bersantan, dipepes atau dicampur dengan sambal (Bokosawu Nyale). Beberapa orang ada juga yang menyantapkan mentah-mentah. Mau mencoba?
Momentum Untuk Bangkit
Paska gempa besar tahun 2018, pariwisata Lombok belum benar-benar pulih. Sebelum kemudian dilanjutkan Pandemi Covid-19, menjadi pukulan berat bagi industri wisata khususnya Lombok.
Pembangunan Sirkuit Mandalika dan penyelenggaraan even olahraga kelas dunia di DSP Mandalika. Seharusnya menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata Lombok. Waktunya untuk meyakinkan wisatawan domestik dan manca negara untuk berwisata di Indonesia aja, di DSP Mandalika.
Seperti pesan Bapak Presiden Jokowi, dalam masa pandemi, soal menggerakan roda pariwisata harus menginjak gas dan rem secara seimbang. Harapannya pariwisata tetap jalan dan kesehatan tetap terjaga.
Pariwisata adalah kegiatan yang terkait dengan keramaian. Oleh karena itu, dalam menjaga momentum kebangkitan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan dan pun demikian vaksinasi secara massif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H