Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Unik Selama Bulan Ramadhan

16 April 2021   21:36 Diperbarui: 16 April 2021   21:40 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: CrushPixel

Anak-anak yang lain yang tidak berpuasa malah ikut-ikutan. Anehnya, gara-gara satu orang saja bisa bubar sepak bola, kasti atau bola voli. Padahal bisa aja yang berpuasa tidak ikut pelajaran olahraga yang berat.

Namun, kadang ada juga kejadian lucu. Ketika masih SD ada saja teman yang puasanya bolong-bolong. Nah, ada semacam 'doktrin' di kepala teman-teman bahwa kalau Bulan Ramadhan yang Islam pasti puasa tanpa pandang bulu setiap hari.

Nah, ketika dia ingin ikut bermain bola pasti akan ditolak dengan alasan PUASA. Mau dia bilang tidak puasa kek, mau dia minum di depan kita kek. Tetap tidak bisa ikut.

Jadi, rasanya rugi kalau tidak puasa karena memang sudah dikeluarkan dari permainan 'keras'. Kayak disuruh khusyuk beribadah saja dulu, itu yang utama. Kondisi ini akan normal sesudah lebaran, Aku memandangnya dianak emaskan dulu.

Ada lagi kejadian lucu seorang teman harus jaga di pintu, takutnya ada teman yang sedang puasa masuk. Sedangkan yang lain makan di dalam kelas. Suatu ketika teman saya masuk secara terburu-buru. Semua tanpa aba-aba langsung mengatubkan mulut. Diam.

Bagi saya hal itu cukup unik. Ketika sekelompok mayoritas berusaha menjaga temannya yang minoritas yang sedang berpuasa. Terkadang bagi saya itu lucu karena puasa itu urusan pribadi seorang muslim terhadap Tuhannya.

Faktanya memang ada beberapa hal yang rasanya menjadi berlebihan. Tapi, itu tidak lain hanya karena kurangnya pemahaman terhadap agama lain. Tidak ada yang salah. Kita tidak perlu sampai tataran paham terhadap agama lain. Cukup menghormati saja dengan tidak mengganggu.

Biasanya setelah melewati bulan puasa telah menjadi tradisi di tempat kami untuk mengunjungi rumah warga yang beragama Islam. Masyarakat akan berbondong-bondong silih berganti bersilaturahmi sebagai saudara se-kampung. 

Tuan rumah akan menyediakan kue-kue kering dan minuman tentu harus banyak karena akan menjamu teman sekampung. Kejadian serupa nanti bakal dilakukan juga pada saat Tahun baru. Giliran yang Kristen yang jadi tuan rumah.

Saat bersilaturahmi tidak ada hal-hal berat yang dibahas. Paling bicara soal Cabai Merah yang mulai tumbuh subur. Keluh-kesah tentang bantuan bibit atau alat pertanian dari pemerintah yang belum kunjung turun. Tidak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari.

Aku memandangnya begitulah Indonesia. Soal agama memang kalau bisa kita saling mengemaskan. Salam toleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun