Ada kalanya mereka yang berada di high level management adalah dia yang bekerja dengan model 'asal ibu senang'. Selanjutnya Menteri Risma harus membebaskan diri dari intervensi politik dan kepentingan pribadinya dalam menjalankan roda organisasi. Jika dia sudah membereskan 3 hal itu dia akan lebih ringan dalam menjalankan tugasnya.
Tentu saja memilih orang yang tepat, tidak diintervensi politik dan kepentingan pribadi dengan tidak serta merta menyelesaikan pekerjaan Menteri Risma. Tetapi, dia harus memastikan organisasi berjalan (orang yang dipilihkan bekerja) dengan baik.
Caranya, tentu saja dia harus turun ke lapangan sebab seringkali angka-angka dan berkas-berkas di atas meja tidak menggambarkan kenyataan sesungguhnya di lapangan.
Jadi, pemimpin itu memang harus mengurangi waktu duduk di kursi empuk di ruangan ber-AC sambil menikmati secangkir teh panas. Kalau perlu ya seperti Pak Bas (Menteri PUPR) misalnya berangkat sendiri ke Papua lalu bermain gitar dengan anak-anak muda Papua. Kadang memang harus seekstrim itu dalam bekerja untuk rakyat.
Menteri Risma pada dasarnya telah berpengalaman bekerja dengan birokrasi pemerintahan lebih dari separuh hidupnya baik sebagai aparatur sipil negara atau pun sebagai Walikota.Â
Dia pernah berada di level paling bawah sampai level tertinggi dalam birokrasi. Tentu pengalaman itu akan sangat bermanfaat untuk memastikan roda birokrasi berjalan dengan efektif dan efisien.
Soal menangkal pekerjaannya digoreng atau dipolitisasi, cara paling elegan adalah dengan menunjukkan kinerja yang baik. Paling utama tidak korupsi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H