Bapa, begitu aku memanggilmu
Aku tahu itu lafal dari Tuhan
Sebab, darimu aku mengenal-Nya
Dia yang mengambilmu tepat di saat aku tidak siap kehilangan
Ada banyak kisah tahun lalu (2020)Â
Semestinya kita saling bercerita seperti di tahun-tahun terdahulu
Namun, Tuhan menyibukkan kita dengan banyak hal
Lantas dibuat-Nya bapak repot bukan kepalang
Memingkul kanker yang menggerogoti tubuhmu
Sejak itu lidah kita pahit untuk berbicara
Ada yang runtuh hanya bukan raga
Salahku, aku kalah mental sejak itu
Semestinya aku biasa saja sama sepertimu
Bukankah dulu kita akrab?Â
Ada safari ke gubuk reyotku, kunjungan yang selalu aku nantikan
Ada telepon pembuka jam kerja, sapaan yang selalu membakar semangatku
Kita bicara politik
Kita bicara republik
Kita bicara tentang kita
Dulu, ternyata kita akrab!Â
Tapi, ada banyak sesal dalam hatiku
Aku kemana di saat-saat sulit?Â
Ada banyak alasan untuk tidak hadir
Meski aku tahu hatimu cukup lapang memakluminya
Bapak, raga kita ini fana
Terkadang dia letih
Sementara waktu tidak pernah memilih menunggu
Hanya soal kapan dan dimana waktu pemberhetiannya
Ada yang singgah sebentar lalu kembali melangkah menyongsong
Tetapi, ada yang berhenti selamanya
Seperti bapak!Â
Bapak, hari tanpamu itu berat
Tadinya aku pikir mudah mengikhlaskan
Bukankah dari awal ada jarak di antara kita?Â
Tetapi jarak hanyalah angka
Dia takluk oleh kunjungan dan cerita
Kita terbiasa menuntaskan rindu dalam cerita semalam
Itulah yang hilang belakangan ini
Petuah!Â
Aku seperti kehilangan kompas
Hai, kamu yang terkadang aku panggil komandan!Â
Aku seperti terjerat setahun
Terperangkap dalam kerangkeng yang bahkan tanpa jeruji
Aku seperti kalah dalam pertempuran
Tetapi, aku belum selesai!Â
Aku harus kembali menata langkah
Ada banyak yang harus aku bela
Seperti cerita kita di awal dulu
Tentang aku
Tentang keluarga kecilku
Tentang republik
Bapak, dulu pernah aku jatuh cinta dan bertepuk sebelah tangan
Patah hati sakit rasanya
Tapi kehilanganmu adalah patah hati terbesarku
Jika dulu aku bisa bangkit, hari ini juga
Bapak, hari ini 7 Januari 2021
Natal telah terlewatkan
Tahun baru pun juga
Aku akan terbiasa tanpamu
Aku yakin seturut imanku kamu sudah bersama Dia
Titip salam untuk-Nya yang mengajakmu pergi
Aku bersyukur kita pernah bersama melewati banyak kisah
Aku bersyukur teladanmu membuatku tidak takut melewati hari esok
Bahkan tanpamu sekalipun
Selamat jalan ke surga, selamat tinggal di tahun 2020
***
Bapak, raga ini fana ditinggal waktu
Tetapi, kenangan selalu mengikutinya
Sampai suatu saat kita dipilih untuk lupa selamanya
Tapi, orang bijaksana mewariskan teladan
Aku, kamu dan mereka terpatri kisah yang tidak akan lekang oleh apa pun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H