Mohon tunggu...
Eki Saputra
Eki Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Seorang penikmat karya fiksi dan film pendek. Suka membaca dan menulis fiksi. Akun kedua ini khusus untuk tulisan fiksi. https://ekisaputra.my.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukit Donat

21 Maret 2022   14:00 Diperbarui: 23 Maret 2022   12:54 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Sharon McCutcheon dari Pexels 

Pesan Ajaib untuk Airin Tersayang

I

dunia baru telah terbuka, Airin
lekas lepas tas dan sepatumu
temui aku di Bukit Donat pukul tujuh pagi
periksa almanak, lihat, tanggal berapa ini, Nak?
kau tak salah, aku menungguimu untuk menyerahkan kado besar

tak usah ragu-ragu
kau boleh pijak jembatan wafer yang pegangannya terlilit sulur-sulur tanaman anggur
petiklah sebanyak yang kau mau stroberi yang pernah kutanam bertahun-tahun silam
raih cepat keranjang emas itu!
jangan berlama-lama menikmati kesenangan di dunia asing
di luar sana, berjuta-juta kesenangan lain dapat kau raih

ayo telusurilah lagi tepi danau cokelat yang beriak-riak
ikan-ikan mengenakan topi pesulap meloncat-loncat gagah
menyambut dirimu di tengah-tengah danau menakjubkan itu
mereka pasti bahagia, Airin!
rumah mereka kupetik dan kusarikan langsung dari biji kakao terbaik di masa kanak-kanak

selanjutnya, pergilah menuju pelabuhan cita-cita!
susul arah bendera kertas bergambar hati
yang berdiri tegak pohon mangga berbuah apel emas di kanan-kiri
jangan coba-coba kauambil meski sebiji
tersembunyi di sana mama ular bengis, sang penyihir nasib
konon, bendera itu dijahit oleh ibu pertama makhluk fantasia
hati melambangkan istimewanya asal-usul kehidupan kita

 II

Airin yang manis,
kukirimkan perahu dari kertas tulisan orang-orang dewasa
dahulu mereka sama riangnya sepertimu
akan tetapi, kini mereka sudah liyan
berbeda
asing
menyedihkan
ya, dewasa itu membosankan, Nak
aku tak ingin engkau cepat-cepat berubah jadi mereka
nah, sekarang naiklah, Paman Jerapah sudah menunggu kau
dia pendayung ulung, tapi dia agak pelupa
untung Dot, Dit, Dat, Det, dan Dut mau ikut
mereka merpati baik hati yang akan menuntunmu menemuiku
naiklah sembari menyanyi, Nak, suaramu amat merdu untuk dikagumi
bila engkau bingung lagu apa yang cocok dinyanyikan
akan kusetel lagu anak-anak karanganku sendiri
melodinya berasal dari tuts piano angin kala matahari baru saja terjaga
kautahu matahari itu kadang-kadang pemalas
tapi dia malas karena bosan menjalani rutinitas
ia kehilangan kebebasan dan takut melakukan segala hal
sebab itu mari bantu aku hibur dia
kita ajak dia bergerak lewat nyanyianmu dan tepukan tanganmu
ayo!

III

warna-warna
namamu siapa?
aku kan tebak
kau warna apa?
aku suka hijau
mama suka merah
papa suka hitam
adik suka biru
bibi suka kelabu
kakek suka abu-abu
nenek suka kuning
paman suka cokelat
satu, dua, tiga
kau berwarna ... (sebut warna kesayanganmu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun