Mohon tunggu...
Eka Nawa Dwi Sapta
Eka Nawa Dwi Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penulis lepas, pelahap buku, pencinta dongeng. Menulis apa pun yang sedang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Bukan Halu, Ningsih Tinampi Justru Menguji Batas Intelektualitas Kita

17 April 2020   06:30 Diperbarui: 17 April 2020   07:01 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan gambar dari video promosi obat corona di Youtube oleh Ningsih Tinampi (Youtube.com/NINGSIH TINAMPI)


Di tengah gelapnya wabah corona sedang meliputi dunia. Negara kita malah digemparkan dengan sebuah invensi super nan fantastis yang diklaim oleh orang tak disangka-sangka. Bukan dokter, bukan pula farmakolog, obat corona yang kini dicari-cari, diteliti, dan dinanti-nanti ternyata diklaim lahir dari tangan seorang dukun terapi berjilbab bernama Ningsih Tinampi.

Konon, Ningsih menyebut obatnya ini mampu menyembuhkan seseorang dari penyakit corona. Bahkan bukan cuma corona, semua penyakit pun bisa disembuhkan hanya dengan minum obat yang sekilas seperti botol wadah minyak butbut itu.

Saya sendiri berdecak kagum, sekaligus ingin salto saking herannya menyaksikan secara langsung video promosi berjudul " OBAT CORONA MADE IN PANDAAN" yang telah diunggah di akun youtube pribadinya. Hingga tulisan ini selesai dibuat, video tersebut sudah disaksikan 179 ribu kali dan tidak disukai  7, 3 ribu pengguna.

Promosi dibuka dengan intro berisi slide potret dan profil singkat Ningsih Tinampi yang tengah sibuk mengurus pasiennya, lalu terdapat potongan teks yang berbunyi, 'ikhlas mengobati, tak kenal lelah'. Tak lama disusul bunyi sensor dan warning! Awas bahaya penipuan, "pembayaran hanya melalui Ningsih Tinampi langsung". Lho? Kirain saya bilang ikhlas tuh gratis.

Sepanjang menonton video promosi berdurasi 6 menit 4 detik itu tentu saja bikin saya sangat pengen kabur cepat-cepat. Gimana enggak? Ningsih sama sekali tak serius mengendorse obat yang katanya mampu menyembuhkan corona itu. Sekelas obat hebat di dunia lho, moso promosinya kayak testimoni klinik T*ng F*ng sih?

Di meja  depan pintu bertuliskan "Awas Kaca", Si Ningsih acap kali tertawa cekikikan bersama sekelompok orang, merasa lucu dengan yang sedang dilakukan. Entah di mana letak lucunya, saya juga heran. Lebih heran lagi dengan adanya seorang kakek mondar-mandir pengen lewat dari Pintu di belakang Ningsih. Tuhan, ini endorse atau mau ngapain?

Belum lagi kata 'eee' dan 'corona' berulang-ulang diucapkan wanita asal Dusun Lebak Sari itu. Ia tampaknya tidak paham dengan produk yang sedang ia tawarkan, terbukti bukan sekali dua kali ia memberikan kode bertanya pada seseorang yang berada di belakang kamera. Sembari meyakinkan bahwa obat ini mampu menyembuhkan corona dan semua penyakit.

"NO CORONA," ujarnya di penghujung video. Ia juga mengajak semua orang dalam video tersebut mengulangi jargon yang efeknya terngiang-ngiang di kepala saya.

Jargon wanita itu mengingatkan saya pada iklan cat dinding anti bocor. Bedanya ia justru mempromosikan obat cair seharga 35 ribu yang menurutnya sudah sangat dikenal dalam dunia kedokteran (Yaa kalau memang ada, selama ini pake chloroquin/obat malaria itu buat apa Bu ningsih??). Obat murah yang diiklankan dengan konsep renyah penuh tawa itu sungguh buat saya geleng-geleng sendiri.

Saya makin terkejut setelah melihat jumlah pengikut akunnya ternyata mencapai 2 juta orang. Wow! Angka yang cukup besar bagi seorang dukun terapi.

Pantas saja, untuk melakukan pengobatan,  para pasien diharuskan mendaftar sebelumnya dengan mengantarkan berkas KK atau KTP asli. Benar-benar terintegrasi, bahkan berobat ke dokter tidak sampai mengumpulkan dokumen identitas pribadi macam ini, kecuali ada form yang diminta isi.

Walaupun demikian, saya tidak serta merta ingin menghujat. Mari kita bersama-sama mencoba berpikir positif dengan aksi yang sedang dilakukan seorang Ningsih Tinampi. Jangan-jangan ini cuma usahanya untuk memancing para peneliti-peneliti tanah air supaya turut bergerak menciptakan penemuan paling ditunggu-tunggu abad ini.

Coba ingat-ingat apa yang akan kita lakukan ketika pompa air tidak jalan? Jelas kita akan 'memancing' pompa dengan memasukan sejumlah air dari selang luar.  

Mungkin begitulah filosofi yang sedang dilakukan Ningsih. Ia sengaja memasukan air keruh dari sumber yang tak diketahui asalnya ke dalam pompa air sumur yang menyelang air jernih. Tujuannya satu, untuk mengajak orang-orang supaya mau membalas  keabsurdannya dengan 'produk yang nyata'.


Ia sama sekali tak bermaksud menghina intelektualitas kita semua. Justru dia memperjelas, di ruang manakah saat ini sedang berdiri? Butuh waktu lama bagi orang-orang bangsa kita untuk sadar dan memahami pemikirannya dan kemampuannya itu. Dan dia secara jujur dan terbuka, apa adanya, menampilkan  wujud dari akal budi yang ia miliki.

Nah kalau sudah tahu begitu, masih mau percaya enggak? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun