Mohon tunggu...
Kisemarmendem
Kisemarmendem Mohon Tunggu... -

simple

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Penjelasan Resmi Tentang Tim Khusus yang Dibentuk Kantor Andi Arief

14 Februari 2012   13:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama ribuan tahun kemudian, air laut naik perlahan-lahan sampai sekitar 60 meter di bawah muka laut sekarang pada zaman sekitar 12.000 tahun lalu.  Dari sekitar tahun 11.600 tahun lalu data geologi mencatat, kenaikan muka air laut tiba-tiba atau yang sangat cepat dalam beberapa tahap, sampai muka air laut setinggi sekitar hanya 5 meter dari muka laut sekarang pada masa sekitar 7000 tahun lalu.

Pada masa ini Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan sudah terpisah dan wilayah bekas dataran rumput purba di Laut Jawa yang ketika itu diairi oleh sungai besar dan dikelilingi oleh dataran tinggi dan gunung-gunung api nan elok, sudah seluruhnya digenangi laut.

Ada hipotesa yang mengatakan bahwa kenaikan muka air laut cepat pada sekitar 11.600 tahun lalu itu berkaitan dengan letusan Krakatau Purba, namun sampai sekarang belum ada penelitian untuk pembuktiannya.  Demikian juga tentang keberadaan peradaban Indonesia kuno sebelum dan setelah letusan yang diceritakan oleh Pustaka Raja Parwa tersebut.

Baru-baru ini dua ilmuwan dunia, yaitu (almarhum) Profesor Arsyo Santos dan Profesor Stephen Openheimer mempublikaskan hipotesanya yang mengatakan bahwa daratan Atlantis yang tenggelam itu adalah Daratan Sunda.

Mereka percaya bahwa letusan Krakatau berkaitan dengan musnahnya Kerajaan Kuno pada sekitar 11.600 tahun lalu tersebut.  Namun belum ada data dan analisis ilmiah yang cukup untuk mendukung hipotesanya ini.  Terlebih lagi sampai saat ini ilmuwan di seluruh dunia masih meyakini bahwa sampai 10.000 tahun lalu dunia masih ada dalam jaman batu, belum ada peradaban maju.

Peradaban yang kita kenal sekarang baru mulai berkembang pesat sejak sekitar 8000 tahun lalu.

Sejarah dan fakta geologi sudah banyak memberikan pelajaran tentang bagaimana kejadian bencana alam di masa kuno dapat memusnahkan peradaban manusia.

Boleh jadi, para leluhur nusantara juga meninggalkan berbagai catatan-catatan yang belum tersentuh tentang pengalaman berhara, nasihat-nasihat atau bahkan teknik-teknik jitu dalam menghadapi berbagai bencana alam yang pernah terjadi di zaman mereka.

Adalah tugas kita untuk menggalinya.  Konsep siklus alam mengajarkan bahwa segala apa yang pernah terjadi di masa lampau pasti akan terjadi lagi di masa datang.

Pertanyaannya, sudah cukupkah kita belajar dan sudah siapkah kita? [***]

sumber:http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=54644

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun