Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Elektronika dan Komputer, Filsafat Serta Musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Budaya Kosmopolitanisme: Suatu Refleksi atas Kebudayaan Lokal

1 Desember 2022   08:21 Diperbarui: 1 Desember 2022   12:53 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

E). Refleksi Atas Kebudayaan Lokal

         Kebudayaan harus dilandaskan pada komitmen demi suautu tujuan yang mulia. Kebudayaan sebagai komitmen mengarahkan kita pada kosmopolitanisme yang semakin berkembang luas karena pengaruh perkembangan IPTEK. Refleksi ini juga berangkat dari pengalaman pribadi baik dalam lingkungan komunitas maupun dalam lingkungan budaya sendiri. Saya mendapatkan bahwa dalam komunitas Studi atau kominitas apapun itu maupun dalam budaya saya, telah terjadi relasi antara budaya. Relasi antar budaya itu di satu pihak memperkaya budaya, namun di satu pihak juga menimbulkan permasalahan. Misalnya di komunitas Skolastikat, para Frater berasal dari berbagai suku dan bahasa yang berbeda-beda. Ada Frater yang berasal dari Maluku, Jawa, Sulawesi, Kalimantan sampai Papua. Perbedaan budaya dari para Frater menjadi kekayaan jikalau terjadi relasi yang harmonis diantara para Frater. Artinya setiap Frater dapat menerima dan menghargai setiap perbedaan yang ada dan berusaha membangun relasi yang merujuk pada keharmonisan (hidup yang bermakna). Sementara di budaya saja, saya menjumpai bahwa telah masuk berbagai suku, bangsa dan budaya baik dari Budaya Timur lainnya mapun dari Budaya Barat. Itu semua dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK. Namun saya menjumpai masyarakat masih melestarikan kebudayaan lokal tanpa menolak kebudayaan yang lain. Hal ini membuat saya merasakan bahwa masyarakat telah mempunyai sikap penghargaan terhadap budaya lain, tapi di lain pihak tidak kehilangan sikap kritisnya akan budaya lain. Sikap kritis  untuk memilah baik buruknya suatu kebudayaan bagi kebudayaan lokal.

          Relasi antar budaya yang saya temukan baik di komunitas Skolastikat maupun di budaya saya sendiri memperkaya pemahaman saya akan budaya. Saya tidak hanya tertutup pada pemikiran sempit akan budaya yang saya bawa semenjak kecil, tapi bulai terbuka pada budaya lain. Saya belajar dari teman-teman yang berasal dari budaya lain misalnya tentang penghormatan terhadap orang lain. Di budaya saya, penghormatan terhadap orang yang lebih tua itu wajib hukumnya. Tapi di lain pihak terdapat sikap merendahkan mereka yang muda atau yang berasal dari golongan bahwa. Melalui interaksi budaya ini, saya menemukan bahwa baik tua maupun muda, baik golongan tinggi maupun golongan bahwa kita harus menghormatinya sebagaimana kita menghormati diri kita sendiri. Pemahaman ini saya dapatkan ketika bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman dari budaya lain ataupun dari pengetahuan yang saya pelajari. Oleh karena itu, saya bersyukur boleh mempelajari tentang kebudayaan sebagai komitmen dan budaya kosmopolitanismen. Karena melalui tugas ini, saya disadarkan untuk semakin terbuka, kritis dan membangun suatu relasi lintas budaya demi membangun suatu kehidupan yang bermakna.

Penutup

        Kebudayaan sebagai komitmen merupakan suatu gerakan untuk secara bersama-sama mempertahankan suatu kehidupan tertentu yang lebih baik atau suatu kehidupan yang bermakna. Komitmen yang didasarkan akan ikatan antar kebudaya-kebudayaan yang kemudian meluas hingga ke tingkat global. Kebudayaan harus dilandaskan pada komitmen demi suautu tujuan yang mulia. Kebudayaan sebagai komitmen mengarahkan kita pada kosmopolitanisme yang semakin berkembang luas karena pengaruh perkembangan IPTEK.

 Daftar Pustaka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun