Kata "Unicorn" sedang naik daun di telinga masyarakat Indonesia. *Bagi yang belum tw Unicorn beberapa waktu lalu sempat disebut oleh Calon Kandidat Capres pada saat debat pemilu. *Tapi artikel kali ini tidak membahas tentang itu :)
Kali ini saya akan menjelaskan tentang pemahanan unicorn, start up, dan valuasi. Berikut ini sedikit penjelasan dari penulis.
Start up adalah sebuah perusahaan rintisan yang berbasis teknologi digital.
Dan Unicorn adalah sebuah perusahaan start up yang memiliki nilai valuasi hingga US$ 1 Miliyar.
Sedangkan Valuasi adalah sebuah nilai ekonomi dari bisnis yang dilakukan oleh sebuah start up. Sebagai contoh : sebuah start up memiliki nilai valuasi sebesar Rp. 1 Miliyar, maka bagi siapapun yang ingin mengakuisisi penuh start up tersebut harus menyediakan dana Rp. 1 Miliyar.
Jadi, Nilai valuasi ini yang digunakan untuk mengukur potensi bisnis yang dimiliki oleh sebuah start up.
Lalu, bagaimana dengan start up yang masih belum memiliki laba?
Bagi start up yang belum memiliki laba, perhitungan nilai valuasi biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, antara lain :
1. jumlah dan nominal transaksi yang dilakukan.
2. teknologi yang digunakan.
3. jumlah pengguna
4. kompetitor
5. urgensi bisnis
6. SDM/ Tim yang dimiliki
7. dll.
Indonesia sendiri memiliki 992 startup (Data Mapping & Database Startup Indonesia 2018 dari Indonesia Digital Creative Industry Society). Perusahaan tersebut tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah startup terbanyak berasal dari wilayah Jabodetabek mencapai 522 startup, kemudian disusul oleh daerah Sumatra dan Jawa Timur sejumlah 115 dan 113 startup. Akan tetapi, nilai jumlah ini berbanding terbalik dengan nilai valuasi yang dimiliki oleh beberapa startup tersebut yang masih kurang dari US$ 1 Miliyar, sehingga belum dapat dikatakan sebagai Unicorn.
Tapi Tahukah Anda bahwa Indonesia pernah menjadi Macan Unicorn di tingkat Asia Tenggara?Â
Karena 4 dari 8 unicorn di Asia Tenggara berasal dari Indonesia, sebelum berpindah kantor ke Singapura Grab merupakan unicorn yang berasal dari Malaysia. CEO dari Grab merupakan Warga Negara Malaysia, yaitu Anthony Tan. Dengan bergantinya nama yang sebelumnya MyTeksi menjadi GrabTaxi Holdings Pte. Ltd, Anthony Tan melakukan kegiatan pengembangan di Singapura.Â
Dalam Gambar tersebut menunjukkan nilai valuasi dari masing-masing unicorn. Di Tingkat pertama diduduki oleh Grab yang berasal dari Singapura, dan menyusul kemudian Gojek dari Indonesia. Dengan jumlah populasi Penduduk Indonesia, maka sangat mungkin apabila kita sebagai masyarakat untuk lebih menghargai produk yang berasal dari Negara kita sendiri. Dan harapan ini juga ditujukan kepada pemerintah untuk memperhatikan regulasi dalam funding ataupun penanaman modal di industri digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H