Kesana, tak ku jumpaÂ
Kemari, tak ku temui
Kesana-kemari
Berulang kali, nihil
Nihil. Berulang kali.
Dan aku, pulang.
Namun,Â
Detik kepulangan(ku)Â
Justru menjadi detik pertamaku,Â
menemukan (mu)
Detik kepasrahanku,Â
Kiranya menjadi detik pertamaku,Â
menggenggam ketidakmungkinan itu
Lantas, bagaimana mungkin aku tidak yakin bila ini adalah bagian takdir?
Bagaimana mungkin, aku mendustakan putaran takdir yg tergelar di depan mata ?
Blitar, 15 Maret 2024
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!