Mohon tunggu...
Eka Yuliana Nurohmah
Eka Yuliana Nurohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Learner; writer; teacher

Pembelajar muda yang sedang gandrung membaca, menulis dan mengkaji agama dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepasrahan (Itu)

17 Maret 2024   07:07 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:29 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesana, tak ku jumpa 

Kemari, tak ku temui


Kesana-kemari

Berulang kali, nihil

Nihil. Berulang kali.

Dan aku, pulang.

Namun, 

Detik kepulangan(ku) 

Justru menjadi detik pertamaku, 

menemukan (mu)

Detik kepasrahanku, 

Kiranya menjadi detik pertamaku, 

menggenggam ketidakmungkinan itu

Lantas, bagaimana mungkin aku tidak yakin bila ini adalah bagian takdir?

Bagaimana mungkin, aku mendustakan putaran takdir yg tergelar di depan mata ?

Blitar, 15 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun