Mohon tunggu...
Eka Yuliana Nurohmah
Eka Yuliana Nurohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Learner; writer; teacher

Pembelajar muda yang sedang gandrung membaca, menulis dan mengkaji agama dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Switching the Methods: Alternatif Mengatasi Kejenuhan Belajar

3 November 2023   09:12 Diperbarui: 3 November 2023   11:38 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Eka Yuliana Nurohmah

Belajar menjadi kegiatan yang asyik dan mengasyikkan untuk dilakukan bagi sebagian orang. Belajar juga merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang tentunya sangat diperlukan sebagai bekal menghadapi kehidupan.  Dengan belajar, banyak tabir-tabir ilmu pengetahuan yang membuka mata dan hati seseorang dalam memandang, memaknai, dan memberikan nilai pada pergelaran pentas dunia yang dinamakan kehidupan. Namun, disisi lain terkadang belajar juga kerap kali menjadi aktivitas yang membosankan di waktu dan kondisi tertentu.

Penyebab kebosanan ini cukup beragam, mulai dari rasa lelah, bosan, ngantuk dan seterusnya, yang akhirnya bermuara pada rasa malas untuk belajar. Kurang lebih problem seperti inilah yang saya alami sebagai seorang pengajar dan pembelajar. Saya yakin bahwa hal ini juga dialami oleh sebagian atau bahkan mungkin kebanyakan orang. Sehingga persoalan semacam ini tentu akan menjadi salah satu tantangan ketika belajar dan mengajar.

Sebenarnya banyak upaya yang bisa kita lakukan ketika kita mengalami kebosanan saat belajar. Salah satunya yang akan saya bahas dalam artikel sederhana ini yakni dengan switching the methods atau mengganti/mengubah metode belajar. Pergantian metode belajar ini, menurut saya perlu dilakukan. Sebab tidak jarang kebosanan itu muncul karena monotonnya metode yang digunakan.

Contoh riilnya begini, hari ini saya mengajar anak TK dengan metode hiwar (dialog) dan ceramah. Biasanya metode ini sudah cukup bisa meng-cover seluruh kegiatan pembelajaran dengan cukup efektif, dan efisien. Namun, kiranya sedikit berbeda dengan KBM saya hari ini. Perbedaan ini muncul dan terlukiskan dari siswa saya kurang semangat belajar. Padahal, biasanya tidak demikian. 

Saya berasumsi bahwa kondisi mood siswa saya hari ini kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan kurang fokusnya siswa ketika membaca dan kurang rapinya tulisan ketika ia menulis. Adapun juga sikapnya yang cenderung sedikit berbicara daripada biasanya. Mudahnya, ia mendadak jadi sedikit pendiam. 

Hipotesis saya, mungkin siswa saya ini sedang capek, belum tidur siang, dan belum makan.  Pun disisi lain saya juga berhipotesis bahwa sangat dimungkinkan juga metode belajar yang saya gunakan kali ini membuat siswa saya jadi ngantuk dan tidak semangat belajar. 

Berdasar permasalahan tesebut, saya berinisiatif mengubah cara belajarnya dari metode konvensional -ceramah dan dialog- mulai saya alihkan dengan metode belajar berbasis alam dengan objek benda nyata yang dihadapkan didepan mata. Switching the methods dari metode hiwar dan ceramah ke metode belajar berbasis alam, dengan menggambar objek nyata -berupa ikan cupang milik saya- ini menjadi pilihan alternatif yang dapat saya diambil dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Pergantian metode tesebut saya gunakan, dengan alasan untuk menghilangkan ke-ngantuk-an yang dialami siswa, tanpa mengubah tujuan pembelajaran yang sudah saya rumuskan.

Awalnya memang goals utama saya dalam pembelajaran ini adalah untuk mengajari anak membaca. Tetapi karena satu dan lain hal tujuan mengajari membaca ini belum bisa tertunaikan. Sehingga hal ini mengharuskan saya -sebagai pengajar- untuk sedikit membelokkan kegiatan belajar membaca ini kepada aktivitas art of drawing atau seni menggambar dengan objek nyata. Baru kemudian dalam kegiatan menggambar tesebut, saya selipkan kegiatan belajar menulis dan membaca berdasarkan objek yang telah digambarnya.

Ternyata, setelah saya 'angen-angen'  dan saya refleksi kembali, melalui kegiatan menggambar ini saya seperti membidik 3 burung dengan satu panah. Dimana artinya metode belajar berbasis alam dengan cara menggambar objek nyata yang saya gunakan ini cukup ampuh digunakan untuk mencapai tujuan utama pembelajaran yang sudah saya rumuskan sebelumnya -membaca. 

Bahkan tidak hanya tujuan membaca yang berhasil ter-checklist dengan sempurna. Melainkan ada dua tujuan lain yang turut mengikutinya yaitu belajar menulis dan menggambar. Jadi, tidak hanya satu tujuan yang berhasil dicapai, tetapi tiga tujuan sekaligus. Membaca, menulis dan menggambar.

Inilah yang saya maksudkan dengan membidik 3 burung dengan satu panah. Melakukan satu jenis kegiatan, untuk menempuh tiga target tujuan pembelajaran. 

Berdasarkan cerita singkat tersebut, saya merasa bahwa switching the methods dalam pembelajaran ini juga bisa diterapkan dalam skala yang lebih besar. Misalnya di suatu kelas yang memiliki problem yang serupa. Namun, perlu diingat bahwasanya pergantian metode dalam belajar dalam lingkup yang cukup besar ini juga perlu dipertimbangkan dari berbagai sisi, mulai dari kesiapan guru, siswa, dan sarana prasarana. Apakah guru, siswa, dan sarana prasarana dalam belajar memungkinkan untuk mendukung hal tersebut atau tidak ?

Sebab, ketiga komponen tersebut saling berkorelasi dan terintegrasi bila dianalogikan seperti sistem organ pada tubuh manusia. Ketika ada salah satu organ yang tidak berfungsi, maka akan mengganggu fungsi-fungsi yang lainnya. Oleh karenanya, persiapan dan kesiapan dalam memilih dan menentukan metode belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.

Pentingnya pemilihan metode yang tepat ini didasarkan pada salah satu dari enam komponen teori bangunan fundamental ilmu pengetahuan yang dicetuskan Archie J. Bahm yakni activity (aktivitas).  Secara spesifik dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu karya Gie dijelaskan bahwa suatu aktivitas hanya dapat mencapai tujuannya bilamana dilaksanakan dengan metode yang tepat. [The Liang Gie: 1991, p. 90].  Dari sinilah titik tolak urgensi penentuan dan pemilihan metode yang tepat digunakan untuk belajar. 

Berdasarkan teori tersebut diatas, dapat dimaknai bahwa  segala aktivitas ilmiah termasuk didalamnya kegiatan belajar mengajar dimungkinkan akan berhasil, apabila aktivitas tersebut didasarkan pada metode yang tepat. Sehingga ketepatan penggunaan metode tersebut akan memunculkan dampak (effects) berupa munculnya indikator ketercapaiannya sebuah tujuan dari penggunaan metode yang tersebut.

Jadi, saya rasa bahwa switching the methods ini dapat dimunculkan sebagai solusi untuk mengatasi kejenuhan saat belajar. Keputusan untuk switching the methods atau mengganti/berpindah dari metode satu ke metode lain yang dinilai tepat digunakan untuk mencapai tujuan ketika belajar mengajar, tentu bukan menjadi keputusan yang salah. Sebab, ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan metode dalam suatu aktivitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan belajar.

Menurut saya, switching the methods ini juga tidak akan menjadi masalah. Selama, situasi-kondisi mendukung untuk diterapkannya metode lain yang dinilai lebih efektif dan pas untuk diterapkan. Namun sebaliknya jikalau situasi, kondisi, dan keadaan tidak mendukung dan tidak memungkinkan, maka solusi pergantian metode ini sebaiknya dihindarkan, karena tentu akan menimbulkan masalah baru yang jauh lebih komplek. Sehingga, berimbas pada munculnya keterbengkalaian dan ketidaktercapaian  tujuan belajar itu sendiri.

Maka dari itu, pertimbangan dan peninjauan ulang dari berbagai aspek sangat perlu untuk dilakukan. Sebab, dampak yang ditimbulkan dari ketidaksiapan dari berbagai aspek ini akan berefek domino (merembet) dan tentunya dapat berakibat fatal yakni tidak tercapainya tujuan belajar yang sudah dirumuskan.

Blitar, 3 November 2023

Referensi :

Gie, The Liang. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun