Mohon tunggu...
Eka Yani
Eka Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

S-1 Geografi , Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memaksimalkan Potensi Lahan Basah: Analisis Responden di Kecamatan Sungai Tabuk

5 Oktober 2024   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2024   09:33 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa S1 Geografi  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Nama                  : EKA YANI ( A )

NIM                     : 2410416120023

Angkatan          : 2024

Mata Kuliah     : Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Dosen Pengampu  : Dr. ROSALINA KUMALAWATI, S.Si.,M.Si

Pernahkah Anda berpikir bahwa lahan basah lebih dari sekedar area berlumpur atau tergenang air ? Faktanya, lahan basah adalah ekosistem yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati,Selain berfungsi sebagai penyaring polutan, pengendali banjir, dan penopang keseimbangan ekosistem, lahan basah juga memiliki potensi ekonomi yang sangat signifikan . Lalu, mengapa lahan basah begitu penting, dan bagaimana kaitannya dengan perekonomian serta keseimbangan lingkungan ? 

Dalam artikel ini, saya akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai peran lahan basah, baik dari sisi ekonomi maupun ekologi, serta tantangan dan peluang dalam pengelolaannya berdasarkan hasil dari analisis dari responden di Kecamatan Sungai Tabuk. Lahan basah menawarkan berbagai manfaat ekonomi, terutama sebagai penyedia sumber daya alam yang vital. Ekosistem ini menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, mendukung kegiatan perikanan, serta mendukung peternakan sapi dan unggas. Selain itu, lahan basah berperan penting dalam pertanian dan perkebunan, yang menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak komunitas lokal.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tantangan yang muncul adalah bagaimana memanfaatkan lahan basah secara bijaksana dan berkelanjutan tanpa mengorbankan fungsi ekologisnya. Konversi lahan untuk keperluan industri dan infrastruktur sering kali mengancam keberadaan ekosistem lahan basah. Pemanfaatan yang berlebihan, seperti pembukaan lahan untuk perkebunan besar atau pembangunan perumahan, dapat merusak ekosistem yang ada dan pada akhirnya mengurangi nilai ekonominya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pengelolaan lahan basah yang bijak dan berkelanjutan menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan ekosistem ini, agar manfaat yang diberikannya tetap bisa dirasakan oleh generasi mendatang.

Sebagai bagian dari studi lahan basah dengan memperhatikan permasalahan yang sering terjadi di kawasan ini, saya, Eka Yani, Mahasiswi Program Studi Geografi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat (NIM 2410416120023), dalam mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah yang dibimbing oleh Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si., telah melaksanakan observasi lapangan serta melakukan analisis terhadap pendapat responden mengenai pemanfaatan lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk. 

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gudang Hirang, Sungai Tabuk Kota, Ambumbun Jaya, Pematang Panjang, dan Pemakuan yang terletak di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten banjar , Kalimantan Selatan . Alasan saya menetapkan lokasi-lokasi tersebut sebagai tempat penelitian lahan basah  karena kawasan ini memiliki berbagai tipe lahan basah yang representatif untuk keanekaragaman ekosistem yang ada di daerah tersebut.

Adapun tujuan dari observasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pola pemanfaatan lahan basah oleh masyarakat setempat, serta memahami tantangan yang dihadapi dalam pengelolaannya. Selain itu, observasi ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana keanekaragaman hayati yang ada di lahan basah dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mendukung kegiatan ekonomi lokal, seperti pertanian , perkebunan , perternakan , serta perikanan. 

Dengan demikian, Melalui penelitian ini, diharapkan dapat mengungkap potensi ekonomi yang dimiliki lahan basah, serta memberikan wawasan tentang bagaimana pengelolaan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. serta penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan strategi pengelolaan lahan basah yang lebih efektif dan ramah lingkungan.

Tanggapan Warga Kecamatan Sungai Tabuk Mengenai Lahan Basah

Untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam, saya telah melakukan wawancara dan diskusi dengan beberapa warga di Kecamatan Sungai Tabuk yang secara langsung memanfaatkan lahan basah untuk kehidupan sehari-hari mereka. Berikut adalah beberapa pendapat yang telah saya himpun 

1 . Abumbun Jaya

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Beliau adalah Bapak Ahmad , pemilik dari perternakan bebek dan itik di desa Abumbun Jaya,  beliau  berpendapat bahwa "Lahan basah sangat penting untuk peternakan bebek dan itik saya. Air yang melimpah dan makanan alami seperti cacing membantu pertumbuhan unggas dengan baik. Selain itu, kotoran bebek berfungsi sebagai pupuk alami yang meningkatkan kesuburan tanah. Namun, saya khawatir jika lahan ini dikonversi menjadi bangunan bangunan , usaha kami bisa terancam."
Dengan tanggapan ini, jelas terlihat bahwa lahan basah memiliki peran krusial dalam mendukung perekonomian masyarakat lokal, khususnya dalam sektor peternakan. Pentingnya pengelolaan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan usaha ini.

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging
Beliau adalah Ibu Aminah, seorang pengrajin batu bata di desa Abumbun Jaya yang telah lama berkecimpung dalam usaha ini. Sebagai salah satu pekerja di usaha pembuatan batu bata, Ibu Aminah memahami betul betapa pentingnya lahan basah dalam proses produksi. Tanah liat dari lahan basah sangat ideal untuk menghasilkan batu bata berkualitas tinggi, sementara ketersediaan air yang melimpah mempermudah proses pencampuran bahan. Namun, beliau juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jika lahan ini dialihfungsikan, bahan baku yang mereka andalkan akan semakin sulit diperoleh, yang tentu saja dapat mengganggu kelangsungan usaha mereka .

 2 . Pemakuan

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Beliau adalah Ibu Lestari, pemilik peternakan sapi di desa pemakuan yang telah menjalankan usahanya selama bertahun-tahun. Dalam pandangan beliau, lahan basah sangat penting untuk keberlangsungan peternakan sapi. Ketersediaan air dari lahan basah mendukung kebutuhan minum sapi, serta menyediakan pakan hijauan yang tumbuh subur di area tersebut.  lahan basah tidak hanya berperan sebagai sumber daya air, tetapi juga mendukung pertumbuhan pakan dan meningkatkan kualitas tanah, yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas peternakan sapi.

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Ini adalah kompos yang dihasilkan dari peternakan Sapi Ibu Lestari . Kompos ini terbuat dari sisa pakan dan kotoran sapi yang dikelola secara alami, menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi. Penggunaan kompos ini sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem. 

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Ibu Lestari juga memiliki kolam ikan yang memanfaatkan sumber daya dari lahan basah. Lahan ini menyediakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan ikan, menjaga kualitas air dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Selain menghasilkan pendapatan tambahan dari penjualan ikan, beliau juga berkontribusi pada ekosistem yang sehat .

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Lestari tidak hanya memelihara sapi dan memiliki kolam ikan, tetapi juga mengelola perkebunan singkong. Perkebunan singkong ini memanfaatkan lahan basah yang subur, memberikan hasil yang optimal dan menjamin kualitas tanaman yang baik. Dengan keberadaan lahan basah, Ibu Lestari dapat memanfaatkan kelembapan tanah yang tinggi, sehingga mendukung pertumbuhan singkong yang sehat. Selain itu, hasil dari perkebunan ini menambah diversifikasi pendapatan bagi Ibu Lestari, dengan kombinasi antara peternakan sapi, budidaya ikan, dan perkebunan singkong, Ibu Lestari menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan saling mendukung, sekaligus berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan keluarganya.

3 . Pematang Panjang

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Di sini, saya bersama tiga wanita tangguh yaitu Ibu Fatimah, Ibu Ina, dan Ibu Ida. Mereka adalah petani padi dengan memanfataatkan lahan basah dengan penuh dedikasi. Ibu Ina menjelaskan dengan semangat tentang bagaimana lahan basah sangat vital bagi kehidupan mereka. "Lahan basah tidak hanya menyediakan air yang cukup untuk tanaman kami, tetapi juga menjaga kesuburan tanah," katanya. dengan memanfaatkan  keberadaan lahan basah juga membantu mengatur siklus air di lingkungan, menjadikan pertanian mereka lebih berkelanjutan. Melalui kerja keras dan ketekunan mereka, para petani ini bukan hanya menghasilkan padi, tetapi juga menjaga keberlangsungan ekosistem.

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Ini adalah Ibu Ayu, seorang petani yang sedang menjemur padi hasil panennya. Dengan semangat, ia menjelaskan betapa pentingnya lahan basah bagi keberhasilan pertaniannya. "Lahan basah memberikan kelembapan yang cukup untuk padi tumbuh subur dan menyokong kehidupan kami," ujarnya. Ia menambahkan bahwa lahan basah juga menjaga kualitas tanah dan mendukung keanekaragaman hayati di sekitar pertanian mereka. Dengan dedikasi dan kerja keras, Ibu Ayu dan para petani lainnya terus menjaga hubungan harmonis dengan alam sambil memproduksi pangan berkualitas.

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Ini adalah Ibu Uri, yang baru pulang setelah menanam padi di sawahnya. Ia berbagi cerita tentang pentingnya lahan basah di Pematang Panjang bagi kehidupannya sebagai petani. "Tanah di sini subur dan lembap, ideal untuk pertumbuhan padi ,  juga mendukung keanekaragaman hayati. Saya berharap lahan ini tetap terjaga agar dapat terus memberikan hasil yang melimpah untuk generasi mendatang," ujarnya dengan penuh semangat.

4 . Sungai Tabuk Kota

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Pak Iwan, pengusaha ayam potong di Sungai Tabuk, melihat lahan basah di daerahnya sebagai aset penting untuk mendukung usaha peternakan ayam. Menurutnya, lahan basah membantu menjaga kelembapan dan menyediakan sumber air yang melimpah, sehingga sangat mendukung lingkungan ideal untuk pemeliharaan ayam. Dengan kondisi alam yang mendukung, Pak Iwan merasa yakin bahwa lahan basah di Sungai Tabuk dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produktivitas usaha peternakan ayam di wilayah tersebut.

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Ini adalah Bapak Risal dan ibu rahma, petani padi di tepi jalan raya Sungai Tabuk Kota, yang tengah memanen hasil kerja kerasnya. Dengan senyum bangga, ia berbagi pandangannya tentang lahan basah, "Lahan basah ini bukan sekadar tempat menanam padi, tapi sumber kehidupan bagi kami. Airnya selalu cukup, membuat tanaman tumbuh subur tanpa harus banyak bergantung pada irigasi buatan. Kalau lahan ini hilang, bukan hanya kami yang kesulitan, tapi semua yang bergantung pada hasil panen kami." Menurut beliau, menjaga lahan basah berarti menjaga kelangsungan pertanian dan kesejahteraan komunitas di sekitarnya.

5 . Gudang Hirang

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Pak Wahyudi, pemilik perkebunan pisang di Desa Gudang Hirang, memandang lahan basah sebagai aset penting bagi usahanya. Menurutnya, lahan basah memberikan kelembapan alami yang sangat mendukung pertumbuhan pisang, bahkan di musim kemarau, sehingga mengurangi biaya irigasi dan meningkatkan hasil panen. Dengan pengelolaan yang bijak, ia yakin lahan basah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.

 sumber gambar : Geottaging
 sumber gambar : Geottaging

Pak Indra, pemilik usaha kayu potong di Desa Gudang Hirang, menilai lahan basah sebagai faktor penting dalam mendukung kualitas dan keberlangsungan usahanya. Menurutnya, kelembapan alami dari lahan basah membantu pohon tumbuh lebih kuat dan menghasilkan kayu berkualitas tinggi, serta mengurangi risiko kebakaran hutan. Ia yakin bahwa pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan akan memastikan produktivitas usaha kayunya tetap terjaga dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil analisis terhadap pendapat responden mengenai lahan basah, dapat ditemukan bahwa lahan basah memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung keberlangsungan ekonomi dan kehidupan masyarakat lokal. 

Beberapa poin utama yang dapat diambil dari tanggapan mereka adalah:


1 . Pentingnya Sumber Daya Alam : Responden dari desa Abumbun Jaya, seperti Bapak Ahmad dan Ibu Aminah, menekankan bahwa lahan basah menyediakan sumber daya alam yang vital, baik sebagai habitat untuk unggas maupun sebagai sumber bahan baku untuk produksi batu bata. Ketersediaan air dan tanah liat berkualitas tinggi dari lahan basah menjadi kunci bagi usaha mereka.

2 . Peran dalam Pertanian dan Peternakan : Dari pendapat Ibu Lestari dan para petani di desa Pematang Panjang, terlihat bahwa lahan basah mendukung pertanian dan peternakan secara berkelanjutan. Ketersediaan air dan kesuburan tanah yang dihasilkan dari lahan basah berkontribusi besar terhadap produktivitas tanaman dan hewan, serta membantu menjaga keberlangsungan ekosistem.

3 . Keberlanjutan dan Pelestarian : Banyak responden menunjukkan kekhawatiran akan konversi lahan basah menjadi lahan pembangunan. Mereka sepakat bahwa pengelolaan yang berkelanjutan dan upaya pelestarian lahan basah sangat penting untuk menjaga potensi ekonominya dan mendukung kesejahteraan masyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Risal dan Pak Iwan, menjaga lahan basah berarti menjaga kelangsungan pertanian dan usaha peternakan di komunitas mereka.

4 . Dampak Lingkungan dan Kesejahteraan Sosial :  Lahan basah juga berperan dalam mitigasi perubahan iklim dan menjaga keseimbangan lingkungan. Penggunaan kompos yang dihasilkan dari limbah peternakan, sebagaimana dipraktikkan oleh Ibu Lestari, adalah contoh nyata dari pemanfaatan lahan basah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa lahan basah bukan hanya sebuah ekosistem yang bernilai ekologis, tetapi juga merupakan sumber kehidupan yang esensial bagi masyarakat lokal, terutama dalam sektor pertanian dan peternakan.

Peluang Lahan Basah di Kecamatan Sungai Tabuk

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan warga setempat, dapat disimpulkan bahwa lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Lahan basah tidak hanya berfungsi sebagai ekosistem alami, tetapi juga sebagai sumber daya ekonomi yang vital bagi masyarakat setempat. Beberapa peluang yang dapat diambil dari lahan basah adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Alam yang melimpah  : 

  • Ketersediaan Air : Lahan basah menyediakan pasokan air melimpah yang penting untuk pertanian dan peternakan. Misalnya, Bapak Ahmad, pemilik peternakan bebek dan itik, bergantung pada lahan basah untuk air bersih dan makanan alami, seperti cacing. Dengan pengelolaan yang baik, lahan basah dapat meningkatkan produktivitas peternakan, mendukung pendapatan peternak, dan kesejahteraan komunitas.
  •  Kesuburan Tanah :  Kotoran bebek yang dihasilkan dari peternakan juga berfungsi sebagai pupuk alami, yang meningkatkan kesuburan tanah di sekitar lahan basah. Hal ini membuat lahan tersebut ideal untuk kegiatan pertanian dan peternakan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

2. Peningkatan Keanekaragaman Hayati :

  • Habitat bagi Flora dan Fauna : Misalnya, Ibu Lestari yang memiliki kolam ikan memanfaatkan lahan basah untuk meningkatkan keanekaragaman hayati, yang berkontribusi pada stabilitas ekosistem. Keberadaan berbagai spesies juga meningkatkan ketahanan pangan lokal dengan menyediakan berbagai sumber pangan.

3. Pengelolaan Limbah yang Berkelanjutan :

  • Pengolahan Limbah Organik: Lahan basah memungkinkan masyarakat, seperti Ibu Lestari, untuk mengelola limbah organik dari peternakan. Sisa pakan dan kotoran sapi diolah menjadi kompos, menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertanian yang ramah lingkungan. Penggunaan kompos ini juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.

4.  Diversifikasi Pendapatan:

  • Usaha Beragam : Masyarakat yang memanfaatkan lahan basah dapat mengembangkan beragam usaha, seperti peternakan sapi, budidaya ikan, dan pertanian singkong. Contohnya, Ibu Lestari yang mengelola peternakan sapi, kolam ikan, dan perkebunan singkong dapat menciptakan sistem pertanian yang saling mendukung. Diversifikasi ini membantu meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga dan mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi pasar.

5. Ketahanan Terhadap Perubahan Iklim : 

  • Penyeimbang Ekosistem : seperti banjir dan kekeringan. Kemampuan lahan basah dalam menyerap air membuatnya berperan penting dalam menjaga ketersediaan air untuk pertanian dan peternakan, terutama di musim kemarau. Hal ini membantu masyarakat lokal beradaptasi dengan perubahan iklim, sehingga mereka dapat terus menjalankan kegiatan ekonomi tanpa terganggu oleh cuaca ekstrem.

Tantangan dalam Pengelolaan Lahan Basah di Kecamatan Sungai Tabuk

Meskipun lahan basah memiliki potensi yang besar, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengelolaannya. Tantangan-tantangan ini harus diatasi agar lahan basah dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa merusak fungsi ekologisnya. Beberapa tantangan yang muncul dalam pengelolaan lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk adalah sebagai berikut:

1. Konversi Lahan Basah :

  •  Ancaman Pembangunan : Salah satu tantangan terbesar bagi lahan basah adalah ancaman konversi menjadi bangunan atau lahan industri. Bapak Ahmad dan Ibu Aminah mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika lahan basah ini dialihfungsikan, keberlangsungan usaha mereka terancam. Hilangnya sumber daya vital ini tidak hanya mempengaruhi pendapatan mereka, tetapi juga berdampak pada perekonomian lokal secara keseluruhan.

2. Kesulitan Mendapatkan Bahan Baku :

  • Keterbatasan Bahan Baku : Ibu Aminah menekankan pentingnya lahan basah dalam menyediakan tanah liat berkualitas untuk pembuatan batu bata. Jika lahan ini dialihfungsikan, akan semakin sulit bagi pengrajin untuk mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan, mengganggu kelangsungan usaha mereka. Hal ini juga dapat mengakibatkan kehilangan pekerjaan bagi masyarakat yang bergantung pada industri batu bata.

3. Kualitas dan Ketersediaan Air :

  •  Perubahan Lingkungan : Pembangunan yang tidak terkendali dapat mengganggu siklus air di lahan basah. Petani padi di Pematang Panjang merasakan dampaknya, di mana kualitas dan ketersediaan air menjadi tantangan besar bagi pertanian mereka. Jika pasokan air berkurang, hasil panen akan terancam, yang berpotensi menurunkan pendapatan petani dan ketersediaan pangan.

4. Tantangan dalam Pengelolaan Berkelanjutan:

  • Keterampilan dan Pengetahuan: Pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus. Tanpa adanya pelatihan dan dukungan yang tepat, praktik pengelolaan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang berharga ini. Untuk itu, diperlukan program pelatihan bagi petani dan masyarakat agar mereka mampu mengelola lahan basah dengan efektif dan berkelanjutan.

5. Kesadaran dan Dukungan Kebijakan :

  • Dukungan dari Berbagai Pihak : Perlindungan lahan basah membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah dan kesadaran masyarakat. Tanpa komitmen dari berbagai pihak, upaya menjaga keberlanjutan lahan basah akan sulit dilakukan, mengancam kelangsungan hidup masyarakat yang bergantung padanya. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya lahan basah dan perlunya tindakan perlindungan yang lebih tegas dari pemerintah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk memiliki peran yang sangat penting, baik dari sisi ekonomi maupun ekologi. Lahan basah menyediakan sumber daya alam yang melimpah, mendukung kegiatan ekonomi seperti perikanan, peternakan, dan pertanian, serta berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem. Namun, tantangan seperti konversi lahan, kesulitan mendapatkan bahan baku, dan rendahnya kesadaran masyarakat harus diatasi agar lahan basah dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Diperlukan kolaborasi yang erat antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa ekosistem lahan basah tetap terjaga dan dapat memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus, kita perlu berperan aktif dalam melindungi dan melestarikan lahan basah di wilayah tersebut. Memahami betapa pentingnya lahan basah bagi keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan hidup, kita bisa berkontribusi melalui pendidikan, upaya pelestarian lingkungan, serta penerapan praktik ramah lingkungan. Langkah nyata yang kita ambil saat ini akan menjamin kelangsungan lahan basah untuk generasi masa depan, sekaligus mendukung keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun