Mohon tunggu...
Ekayana Mahardika
Ekayana Mahardika Mohon Tunggu... Editor - SISWA SMA

hobi saya makan,tidur,bangun,rebahan

Selanjutnya

Tutup

Book

Analisis Novel "Orang-orang Biasa" Karya Andrea Hirata

1 Maret 2023   01:12 Diperbarui: 1 Maret 2023   01:23 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

           Junilah adalah Tokoh yang baik, dia juga termasuk Tokoh yang yang mempunyai sifat seperti Nihe dan penganut Nihe seratus persen. Di manapun ada Nihe di situpun ada Junilah. Adapun kutipan dialog yang terdapat dalam novel tersebut yaitu:

"Kalau seorang anak tak sekolah,masa depan jadi musibah! Aku tetap ikut!"

Aini

Aini adalah anak dari Dinah, aini juga merupak tokoh yang dewasa dan juga sangat mandiri. Adapun kutipan dialog  yang  terdapat dalam novel tersebut yaitu:

"Oh, aku libur dulu, Ayah. ibu harus berjualan, untuk membeli beras. Usah cemas, semua bisa diatasi, Ayah cepat sembuh saja."

"Belum, Bang aku akan bekerja terlebih dahulu agar ibu ku tidak terlalu terbebani dengan uang pendaftarannya"

  • Alur

Alur yang digunakan dalam novel "Orang-Orang Biasa" ini adalah alur campuran yaitu maju dan juga mundur, dikarenakan pada awalnya novel ini menggunakan alur maju lalu digabungkan dengan beberapa novel karya andrea Hirata lainnya yang memiliki alur mundur sehingga menyebabkan terjadinya kilas balik atau flashback di dalam novel ini.

  • Latar

Latar Tempat:

  • Kantor Polisi
  • "Dikantor polisi tersebut, melamun seorang pria setengah baya bernama Inspektur Abdul Rojali dan polisi muda bernama Sersan P. Arbi. " -halaman 2
  • Kota Belantik
  • "Menelaah papan tulis artistik kejahatan itu, yang demikian minim angkanya sehingga tak bisa dijadikan diagram batang, diagram kue cucur atau diagram naik-naik ke puncak bukit, barangkali tak ada yang keberatan jika dikatakan Belantik adalah kota ukuran sedang paling aman dan paling naif di seluruh dunia ini. Suatu kota di pinggir laut yang penduduknya telah lupa cara berbuat jahat." -halaman 5
  • Sekolah/Ruang Kelas
  • "Lain waktu Ibu Desi Mal, guru Matematika, saat mengajar disekolah tak dapat menahan dirinya karena para penghuni bangku-bangku belakang itu memang sudah keterluan." -halaman 6
  • Pelabuhan
  • "Akhirnya nun diujung semenanjung sana tampaklah kapal feri itu. Sirene berkumandang dari kantor Syahbandar, pertanda kapal akan merapat." -halaman 62
  • Bank
  • "Tak lama kemudian Dinah telah berada dalam bank itu." -halaman 67
  • Jalan raya
  • "Nun diseberang jalan sana, suaminya berpayung dengan perempuan itu, berlari-lari kecil, berkecipak sambil cekikikan." -halaman68
  • Warung Kopi
  • "Usai dinas,dia mampir ke warung kopi, membayangkan berbagai skenario." - halaman 145
  • Bundaran Kota
  • "Sepuluh menit kemudian mereka sudah berada di bundaran kota. Di sanalah lokasi paling seru menonton pawai." -halaman 169
  • Toko Batu Mulia
  • "Debut menyerbu masuk dan langsung menembak layar CCTV di dalam Toko Batu Mulia dengan senapan serbu AK-47." -halaman 185

Latar Waktu:

  • Pagi Hari
  • Siang Hari
  • Sore Hari
  • Malam Hari

Latar  Suasana:

  • Mengharukan
  • Menegangkan
  • Bahagia
  • Jengkel
  • Cemas
  • Benci
  • Sedih
  • Kecewa
  • Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel "Orang-Orang Biasa" Karya Andrea Hirata adalah Sudut Pandang Orang Ketiga Dikarenakan menggunakan nama tokoh dalam cerita

  • Gaya Bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun