Mohon tunggu...
Ekawati
Ekawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

Mahasiswi Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana, NIM : 55521110037 , Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K12_Cross-Border Outsourcing

3 Juni 2022   10:28 Diperbarui: 3 Juni 2022   11:17 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Trade Statistics, Ministry of Finance

Kegiatan ekonomi yang terjadi secara lintas batas, di antaranya perdagangan internasional atau transaksi jual beli antar negara meliputi ekspor dan impor barang dan jasa, barter / pertukaran , konsinyasi (consigment), perjanjian dagang (package deal), merger dan akuisisi, sedangkan secara geografis transaksi ekonomi lintas batas meliputi lintas batas laut (sea cross borders) dan lintas batas darat (overland cross borders).

Menurut Isaiah Berlin (1969) menyebutkan ada 2 kebebasan yaitu kebebasan positif (dimana adanya aturan atau tatanan) dan kebebasan negative (tidak adanya hambatan).

Adanya konsep kebebasan merupakan ciri dari globalisasi. Yang terdiri dari Life, Liberty dan Property. Yang dimaksud dengan life yaitu, dimana semua orang itu berhak untuk hidup. Liberty yaitu setiap orang juga berhak melakukan apa yang mereka inginkan selama tidak berurusan dengan hak untuk hidup. Property adalah bahwa semua orang berhak memiliki apa yang mereka ingin selama tidak berurusan dengan hak kebebasan itu sendiri.

"Outsourcing" bisa dedefinisikan mengontrakkan tugas ke perusahaan lain melintasi batas perusahaan. Tidak hanya produksi tetapi juga outsourcing layanan atau akuisisi barang dan jasa.

"Mengontrakkan", sebuah perusahaan meminta perusahaan lain untuk melakukan beberapa tugas yang telah ditentukan sebelumnya untuk perusahaan outsourcing. Dimensi tugas seperti tanggal pengiriman, kuantitas, kualitas dan spesifikasi teknis perlu ditentukan oleh kedua belah pihak.

Outsourcing merujuk pada kontrak lintas batas perusahaan baik dari pemasok yang belokasi di Negara asal atau di luar negeri.

Adanya transaksi lintas batas menyebabkan munculnya banyak inovasi keuangan yang menyertainya, diantaranya penerapan global payment innovation (GPI) yang melibatkan bank-bank yang ada di negara-negara terjadinya transaksi lintas batas tersebut. Dimana apabila terjadi kegiatan finansial perusahaan secara lintas batas maka bank sebagai operatornya menerapkan layanan pelacakan pembayaran secara real-time, transparans, dan diselesaikan transaksi keuangan tersebut di hari yang sama

Transaksi lintas batas dapat menyebabkan perusahaan harus mengetahui bagaimana negara sumber perusahaan harus mengetahui pemajakan apa saja yang menjadi kewajibannya untuk memotong atau memungut pajak (PPh dan PPN) pada negara destinasi perusahaan.

Sehingga perlu dilakukan penerapan penghindaran pajak berganda melalui perjanjian unilateral dan bilateral untuk menghilangkan risiko overcost dari terjadinya transaksi ekonomi lintas batas.

Selain tantangan pengetahuan perpajakan yang mumpuni atas transaksi penghindaran pengenaan pajak berganda internasional (tax treaty), perusahaan harus memahami bagaimana melakukan pencatatan atau pembukuan atas transaksi lintas batas tersebut. 

Dimana transaksi lintas batas sebagai ibunya ilmu pencatatan / pembukuan pun melakukan perubahan agar dapat diterapkan atau berlaku secara internasional. Akuntansi internasional sendiri sudah memiliki pedoman yang diakui oleh semua negara yakni IFRS (Intenational Financial Reporting Standards) dimana sudah memperhitungkan bagaimana melakukan pembukuan atas transaksi lintas batas / negara.

Sejak akhir tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan besar telah menerapkan outsourcing lintas batas, motivasi yang paling dekat saat itu adalah untuk memecahkan masalah Y2K (Year 2 kilo) atau disebut dengan millennium Bug. 

Sejumlah besar programmer computer di India memeriksa program ini untuk perusahaan AS dan berhasil menyelesaikan masalah Y2K. Hal ini membuktikan bahwa efektivitas outsourching untuk pekerja berupah rendah di Negara berkembang, dan memicu upaya outsourcing lintas batas oleh perusahaan AS (Negara maju).

Penggunaan yang luas dari outsourcing lintas batas dipercepat oleh risiko yang terkait dengan Y2K, hal ini dimungkinkan dengan adanya kedatangan internet. 

Komunikasi umumnya tidak lebih cepat dari transportasi, sebelum komunikasi online melalui surat elektronik (e-mail), semua dokumen dikirim melalui laut (kapal), darat (kereta api) atau udara (kargo), seperti halnya barang jadi, sementara panggilan telepon internasional dan faks terlalu mahal untuk komunikasi instan yang sering dilakukan. 

Tidak hanya email dan pesan teks, tetapi file word/excel dan gambar foto yang dipindai yang dilampirkan ke email hamper menggantikan cara komunikasi lama, dan membuat outsourcing lintas batas layak secara teknologi dan ekonomi.

Sejak dibukanya kembali perdagangan Luar Negeri setelah Perang Dunia kedua, perdagangan Jepang dan Negara-Negara asing terus berkembang. Sebagai contoh Jepang.

Nilai ekspor (X) maupun impor (M) menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan jepang selama lebih dari setengah abah sangat luar biasa meskipun adanya perubahan harga mempengaruhi nilai nominal ini. 

Di tahun 1960-an dan awal 1970-an adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan peningkatan yang pesat dalam perdagangan. Namun perdagangan international terus melonjak bahkan setelah perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang. 

Meskipun perdagangan internasional mengalamipenurunan tajam selama krisis keuangan global 2007, namun pemulihannya cepat, dikarenakan ekspor dan impor dalam Yen absolut tampak berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber: GDP statistic, System of National Accounts, Cabinet Office
Sumber: GDP statistic, System of National Accounts, Cabinet Office

Pangsa ekspor dan impor dalam GDP berdasarkan system of national accounts. Baik ekspor (X/Y) dan impor (M/Y) telah meningkat secara substansial relative terhadap GDP sejak pergantian abad, mulai dari level rendah kurang dari 10% di tahun-tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Jepang selama tahun 1960-an tidak didorong oleh meningkatnya ketergantungan ekspor Negara itu tetapi oleh permintaan pasar dalam negeri yang meningkat.

Pangsa ekspor akan terus meningkat. Karena kekurangan pasokan tenaga kerja sering menyebabkan upah yang lebih tinggi, sangat kecil kemungkinannya bahwa produksi di Jepang akan pulih kembali setelah menghadapi persaingan yang ketat melawan impor dari saingan kompetitif berupah rendah di luar negeri. 

Hal ini mengartikan lonjakan pangsa impor. Selain itu, outsourcing lintas batas harus menjadi bagian penting dari perluasan impor Jepang.

Pasar tenaga kerja domestik di Jepang mengalami perubahan selama periode stagnan setelah runtuhnya the bubble economy. Perubahan ini setidaknya sebagian merupakan akibat dari globalisasi, meskipun populasi yang menua dan perlambatan pertumbuhan ekomoni merupakan penyebab yang lebih penting.

Sumber : 

PPT: Fenomena Cross Border Outsourcing, Prof. Apollo, Mei 2022

Eiichi, T. (2018). Cross-Border Outsourcing and Boundaries of Japanese Firms. Amicrodata Economic Analysis. Spinger, Singapore.

https://majalahpajak.net/pengaruh-transaksi-lintas-batas-cross-borders-terhadap-perusahaan-dan-pemajakannya/

https://infografik.bisnis.com/read/20190102/547/874703/fenomena-tahun-baru-ketika-y2k-menggegerkan-dunia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun