Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Tanpa Kata

15 Maret 2019   12:21 Diperbarui: 15 Maret 2019   12:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku butuh kepastian"

"Kepastian apa dinda?"

Perempuan yang bernama Adinda tampak menatapku dengan mata bulatnya yang mempesona.

"Bagaimana Dinda yakin kalau Mas Farhan mencintai Dinda"

"Apakah lamaranku saja belum cukup untuk membuktikannya?"

Perempuan berkulit putih bersih di hadapanku tampak mengernyitkan dahi, "Aku baru tiga bulan mengenal Mas Farhan. Bahkan Mas Farhan pun tidak pernah mengajakku pergi sekedar makan berdua, atau menggandeng tanganku ketika kita berjalan bersama"

Kini giliran aku yang bimbang. Entah apa yang ada di pikiran perempuan di hadapanku ini. Bukankah dengan menikahinya adalah suatu bentuk cinta yang nyata.

Mengapa dirinya malah menantangku untuk menjalani cinta yang semu. Cinta layaknya remaja masa kini yang kemana-mana berdua. Yang asyik menghabiskan waktu dengan ketawa ketiwi tidak jelas. Atau bergandengan tangan dengan sosok yang bukan muhrimnya.

"Adinda meragukanku?" tanyaku hati-hati.

Perempuan itu mengangguk pelan.

"Haruskah kubuatkan puisi cinta untuk Adinda?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun