"Papa... " teriakannya tercekat begitu saja di tenggorokan.Â
Liliana lemas dan seketika itu juga pingsan.
===
Jenazah Papa Liliana ditemukan sehari kemudian. Â Tersangkut di sebuah gorong-gorong. Liliana sempat mencari kesana kemari hingga kaki kirinya terkena batu pantai yang cukup tajam sehingga harus mendapat perawatan.Â
Rasa sedihnya yang mendalam karena kini dirinya menjadi sosok yatim piatu membuatnya terhenyak. Â Terdiam mengamati apa yang tengah terjadi. Saat itulah dirinya bertemu Naya, Â sosok kecil yang juga kehilangan kedua orangtua dalam peristiwa yang sekejap mata itu.Â
Kini Liliana dan Naya akrab layaknya kakak beradik. Â Bagi Liliana, Â Naya lah tempat dirinya menumpahkan kasih sayang. Â Bagi Naya, Â Liliana adalah sosoj pengganti ibunya yang kerap menyayangi dan memanjakannya.Â
"Gegara anak gunung Krakatau tuh" ucap seseorang yang mencoba menganalisa penyebab tsunami yang terjadi. Â Tsunami yang bahkan tidak didahului oleh gempa ataupun kejadian alam yang janggal.Â
Entahlah, Â tapi bagi Liliana. Â Tak ada satupun daun jatuh yang tidak disengaja. Â Semuanya sudah diatur oleh Sang Pencipta. Â Mungkin memang sudah takdirnya Papa yang dicintainya haris pergi menghadap Sang Khalik.Â
Liliana pun mencoba mengikhlaskan kepergian Papanya dan membuka lembaran putih  kehidupannya.
Terngiang nasihat terakhir Papanya.Â
"Lili, Â jaga diri baik-baik ya"