Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Pujaan Suami

8 November 2018   14:53 Diperbarui: 13 November 2018   14:56 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa Mas belum bisa melupakannya?" suaraku terdengar semakin serak. Aku memendam jauh rasa iriku pada Arintya. Meskipun statusku sekarang adalah istri dari Pramudya Wibisono, namun tak pernah kusangka hati suamiku masih tertawan pada seorang wanita.

"Aku selalu berusaha..."

"Tapi?" aku menunggu kelanjutan jawaban suamiku.

"Ya, aku memang masih memikirkannya"

Deg, satu pukulan keras menghantam jantung hatiku.

"Tapi kan dia sudah bersuami" tegurku pelan.

"Ada yang ingin aku tunjukkan padamu" suamiku meraih laptopnya 

Suamiku menunjukkan sebuah tulisan di blog, arintyawardhani.blogspot.com. Judul tulisan itu adalah 'Aku dan Mas Pramudya'. Kubaca perlahan tulisan itu. Cerita tentang pertemuan pertama antara suamiku dan wanita itu. Tampak jelas wanita itu menaruh hati pada suamiku sejak pertemuan pertama. Dan rasa suka itu dibawanya sampai masa kuliah. Lalu mereka bertemu kembali di Jakarta. Rasa suka itu berkembang menjadi harapan, harapan untuk bisa mendampingi hidup seorang Pramudya. Kemudian tanpa sebab Pramudya meninggalkan wanita itu dengan sejuta tanda tanya. Apakah yang menyebabkan Pramudya tiba-tiba saja pergi meninggalkan kehidupannya.

"Aku merasa minder saat dia sudah bisa membeli sebuah rumah di kawasan Tangerang" ucap suamiku. Rupanya aku kini baru tahu mengapa suamiku meninggalkan wanita itu.

"Arintya  terlalu hebat untukku" kata suamiku, sekali lagi menghujamku.

"Mengapa Mas baru cerita kepadaku?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun