Mas BOYO, lelaki itu menikah ketika Ganesha menginjak semester kelima. Aku yang mengantarnya untuk menghadiri pernikahan Mas BOYO. Sebenarnya keluarga Mas BOYO sangat berharap Ganesha kelak menjadi menantunya. Tapi rupanya baik Ganesha dan Mas BOYO hanya menganggap hubungan mereka sebatas kakak adik. Dan satu hal yang mengejutkan, sebenarnya Mas BOYO menyarankan agar Ganesha kelak bisa menjadi istri adiknya. Adiknya kala itu menginjak semester ketiga di kampus Merah ini juga. Ah, cerita ini memang terlalu panjang.
Kau tahu, ada banyak orang yang jatuh hati pada Ganesha saat pertama bertemu dan menatap matanya, termasuk ibunda Mas BOYO. Ketika resepsi pernikahan Mas BOYO digelar dan Ganesha mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Ibunda Mas BOYO memeluk erat Ganesha, air matanya mengalir begitu saja. Aku jadi berandai-andai jika Mamaku mengenal Ganesha mungkin dia akan melakukan hal yang sama. Tidak akan melepaskan wanita spesial ini. Sayang, Ganesha tidak pernah mau bertemu dengan keluargaku.
Aku tahu alasan Ganesha tidak mau bertemu dengan kedua orangtuaku hanyalah tidak ingin membuat mereka kecewa. Ganesha tahu dirinya tidak bisa menjadikanku imam dalam kehidupannya. Ganesha sadar dia tidak ingin membuat lebih banyak  lagi orang yang terluka karena kehadirannya.
Jas warna hitam ini tampak serasi menempel di tubuhku. Jantungku berdetak tak karuan. Hari ini aku akan menjalani Ujian Tugas Akhir. Kukirimkan sebuah pesan singkat ke Ganesha.
 'Doakan sidang Tugas Akhirku berhasil ya Nes'
Tak berapa lama datang jawaban dari pesan singkatku.
'Aamiin. Mas Hanan yang semangat ya...'
Ganesha, aku merindukanmu...
Aku sayang padmu, dan itu berarti aku harus melepasmu...
Asalkan kau bahagia ....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI