Mohon tunggu...
Eka Septiany Putri
Eka Septiany Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran Jawa Timur

Nama saya Eka Septiany Putri, saya seorang mahasiswa baru angkatan 2022 prodi Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur. Saya gemar membaca buku, terutama novel fiksi. Saya juga suka menonton film dan serial drama, terutama genre romantis dan dark komedi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waw, Bikin Kaget! Konspirasi Serial Kartun The Simpsons dan Kebenarannya!

27 Oktober 2022   12:32 Diperbarui: 27 Oktober 2022   12:32 4714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori kebenaran memiliki 4 teori, yaitu Koherensi, Korespondensi, Pragmatisme, dan Performative. Teori Koherensi dicetuskan oleh Phytagoras dan George Hegel, dengan pemikiran kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui dan diakui benar. Dan sesuatu itu benar jika ia koheren, artinya kebenaran itu konsisten dengan kebenaran yang sebelumnya. Selanjutnya teori Korespondensi, dicetuskan oleh Plato, Aristoteles, Moore, Ibnu Sina, Thomas Aquinas, dan Bertrand Russel, yang mengemukakan bahwa kebenaran itu dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian, dan kebenaran adalah kesesuaian antara yang dimaksud oleh suatu pernyataan (pendapat, informasi, kejadian) dengan fakta di lapangan. Yang ketiga adalah teori Pragmatisme yang dicetuskan oleh Charles S. Peirce, William James, dan John Dewey. 

Pemikiran dari beberapa pencetus teori ini adalah benar tidaknya suatu pernyataan tergantung pada berfaedah tidaknya pernyataan tersebut bagi manusia dalam hidupnya. Kriteria kebenaran berhubungan dan bergantung pada 3 aspek, yaitu kegunaan (utility), dapat/mungkin untuk dikerjakan (workability), dan konsekuensi yang memuaskan (satisfactory consequence). Dan yang terakhir adalah teori Performative. Teori ini dicetuskan oleh Ramsey, Austin, dan Strawson, yang menyatakan kata “benar” itu berlebihan saja, dan kata “salah” hanya menyatakan bahwa kalimat bersangkutan tidak berarti sama sekali.

Dengan beberapa teori konspirasi dan konsep kebenaran yang telah dibahas, disimpulkan bahwa cuplikan dari serial kartun The Simpsons ini menuai berbagai kontroversi hingga saat ini. Adanya kepercayaan dan keyakinan dari publik terhadap kebenaran dari teori ini, menumbuhkan sebuah kepastian yang masih dipertanyakan kebenarannya. Jadi, menurut kalian serial kartun The Simpsons ini adalah sebuah konspirasi atau hanya kebetulan saja, Bztieh?

Referensi

 Wijayanti, I. (2013). “Kepastian dan Kebenaran Ilmu Pengetahuan”. Ponorogo: Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022. https://www.academia.edu/7141762/KEPASTIAN_DAN_KEBENARAN_ILMU_PENGETAHUAN.

 Bambang. (2013, September). “Kepastian dan Kebenaran Pengetahuan”. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022. http://klastertimur.blogspot.com/2013/09/tugas-mata-kuliah-filsafat-kepastian.html?m=1.

 BBC Indonesia. (2015, Mei). “Pejabat FIFA dan Perusahaan Didakwa dengan Korupsi”. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022. https://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2015/05/150527_olahraga_fifa.

 Farnita. S. (2016, November). “Pengertian Fakta dan Kebenaran”. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022. https://samrofarnita2.blogspot.com/2016/11/pengertian-fakta-dan-kebenaran.html.

 Anggitania, Z. dkk. (2017, Oktober). “Teori Kebenaran Ilmiah dan Non-Ilmiah”. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Yogyakarta. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022. https://adrkadiluwih.blogspot.com/2017/10/makalah-filsafat-ilmu-teori-kebenaran.html.

 Usmanda, Y. (2017, Desember). “The Simpsons Prediksi Pembelian Fox oleh Disney dari 19 Tahun yang Lalu!” Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022. https://www.kincir.com/movie/series/the-simpsons-prediksi-pembelian-fox-oleh-disney-dari-19-tahun-yang-lalu-S0loZopjIJfa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun