Setelah aku ganti baju Indra langsung menyeretku untuk bermain bersamanya. Kami berlari kejar-kejaran hingga kami sampai disebuah kebun dekat rumahnya. Dia menunjuk sebuah pohon yang tinggi. Indra mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya.
“Mau ngapain sih,?” Sergahku penuh penasaran. ”Ayo pulang! Aku takut... entar kalu ada culik gimana? Ibu bilang jangan main kesini katanya ada culik. Kata ibu kalau mau main kesini harus sama orang gedhe”
“Iiih gak usah takut Tia kan ada aku. Bentar lagi juga selesai kok. Sabar ya...”
“Aku boleh liat ya?”
“Gak...Gak boleh! Sabar dong bentar lagi selesai... kamu tunggu aja sambil duduk.”
“Iiih sebel deh kamu pelit...” bebetapa saat kemudian.
“Ini udah selesai... tadaaaaa”
Aku hanya ternganga melihat tulisan di pohon itu. Aku gak salah meski aku membaca masih mengeja perhurufnya. Tulisan itu berbunyi Tia love Indra dengan bentuk hati besar yang mengelilinginya. Aku hanya bisa tersipu malu melihat tulisan itu. Setelah kuucapkan terimaksih kami pun pulang. Tiba-tiba Indra mengecup dahiku lalu dia bilang aku sayang kamu.
###
“udah ah ayo makan siang dulu warungnya keburu tutup lo wil..”
“Iih ayo to cerita masa kecilmu sama Indra lagi..” buru Dewi atau yang lebih sering kusapa dengan sebutan Cuwil. sesuai dengan julukannya Dewi adalah orang yang periang,kocak, dan gokilnya yang gak ketulungan itu yang bikin kita betah berteman dengannya.