Mohon tunggu...
Eka putriana Himayatul lutfa
Eka putriana Himayatul lutfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa uin Surakarta

Kepribadin INFP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernikahan Wanita Hamil: Penyebab, Pandangan Menurut Ulama, Tinjauan Secara Sosiologis, Religius, dan yuridis

29 Februari 2024   18:40 Diperbarui: 29 Februari 2024   18:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.  Apa yang seharusnya dilakukan generasi muda atau pasangan muda dalam membangun keluarga yang sesuai dengan regulasi dan hukum agama islam?

Sebagai umat muslim yang baik tentu kita mendambakan memiliki sebuah keluarga yang islami penuh kebahagiaan,aman dan sejahtra yaitu keluarga yang di dalamnya terdapat penegakan adab-adab mulia yang nantinya dapat menciptakan keluarga bahagia,aman tentram, Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Tentunya masing-masing suami dan istri harus mamahami kedudukan, fungsi dan kedudukannya. Suami harus membiayai kebutuhan materi keluarganya, karena itu salah satu tugas utamanya. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah 233: "... Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf".

Allah memberikan rizki pada setiap keluarga, terutama pada keluarga yang pandai bersyukur maka seorang istri harus bisa mensyukurinya dan merasa cukup. Tidak berkeluh kesah dan menggerutu, menikmati apapun kenikmatan yang mereka dapat. Mereka percaya bahwa Allah akan menambahkan nikmat pada hamba-Nya yang pandai bersyukur dan merasa cukup.

Untuk mewujudkan keluarga bahagian, aman, tentram sakinah, mawaddah warohmah. Berikut ini 9 cara mewujudkannya.

1. Terima Kelebihan dan Kekurangan Pasangan

Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pun diri kita dan pasangan kita. Alangkah tidak adilnya bila kita hanya menerima sisi positif pasangan dan menolak sisi negatifnya. Penerimaan kita terhadap kekurangan pasangan akan meredakan ketegangan yang sering muncul dalam pernikahan. Sering-seringlah mengingat kelebihan pasangan, agar kita bisa selalu menghidupkan rasa cinta dalam hati dan meminimalisir konflik.

2. Memaafkan dan Melupakan Kesalahan Pasangan di Masa Lalu

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, baik kesalahan kecil maupun besar. Memaafkan dan melupakan kesalahan pasangan di masa lalu bukanlah hal yang mudah. Namun bila kita telah berkomitmen untuk mempertahankan pernikahan, maka memaafkan dan memaafkan kesalahan pasangan merupakan salah satu jalan untuk membina keluarga bahagia, sejahtera dan harmonis.

3. Jalin Komunikasi

Banyak sekali pernikahan yang berakhir hanya karena kita lalai menjaga kehangatan komunikasi. Di masa sekarang, fasilitas internet memudahkan kita berinteraksi dengan berbagai orang, termasuk dengan orang-orang di masa lalu. Akibatnya, kita sering lupa menjalin komunikasi dengan pasangan. Tanpa komunikasi kita tak mungkin bisa memahami pasangan dengan baik. Akhirnya hubungan kita semakin renggang, bahkan menjadi asing satu sama lain. Maka bila ingin membangun keluarga bahagia,aman dan harmonis, redamlah ego, selalu bertegur sapa. Ini memang berat pada mulanya, tapi efektif untuk menyatukan hati. Tanpa komunikasi kita tak akan bisa menyentuh hatinya dan memahami persoalan yang membelenggu dirinya.

4. Meminta Maaf Terlebih Dahulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun