Meskipun begitu, sastra digital juga memiliki potensi untuk memperluas cakupan pembaca. Ini dapat dilakukan karena formatnya yang lebih fleksibel dan dapat menjangkau pembaca muda yang mungkin sebelumnya tidak tertarik pada sastra. Selain itu, banyak karya sastra digital yang membahas masalah sosial, budaya, dan emosional yang relevan dengan kehidupan generasi muda, sehingga dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk mengajarkan generasi muda.
Dengan munculnya sastra digital, ada peluang besar untuk melibatkan lebih banyak generasi muda dalam dunia sastra. Namun, penting untuk memastikan bahwa sastra digital tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga media yang dapat meningkatkan apresiasi sastra. Untuk mencapai hal ini, berbagai pihak, termasuk penulis, penerbit, dan pendidik, harus melakukan upaya untuk mengarahkan pembaca muda ke karya sastra yang berkualitas.
Jadi, bahasa dan gaya naratif dalam sastra digital memiliki dampak positif maupun negatif terhadap pandangan pembaca muda. Bahasa yang lebih sederhana dan gaya naratif yang interaktif membuat sastra lebih mudah diakses dan menarik bagi generasi muda. Di sisi lain, peran media sosial dalam penyebaran sastra digital membuat minat baca menjadi lebih populer tetapi mungkin cenderung mengabaikan karya-karya sastra klasik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H