Apa yang kita tau tentang kecerdasan dan kreatifitas? Kedua istilah ini sering kita dengar dan ucapkan namun pengertian secara pasti kita masih bingung untuk menjabarkannya. Sering kali orang awam seperti saya ini mengartikan bahwa kecerdasan itu merupakan hal yang anuh dan unik. Untuk lebih jelasnya silahkan baca penjelasan berikut.
A.Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan diturunkan dari kata intelegensi. Intelegensi adalah aktifitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari intelek. Intelek adalah daya atau potensi untuk memahami.
Berikut ini beberapa definisi para ahli mengenai kecerdasan / intelegensi :
a)Terman
Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak.
b)Colvin
Intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
c)Hunt
Intelegensi adalah teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra.
d)Ebbinghaus
Intelegensi merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi.
e)Jensen
Intelegensi merupakankemampuan mental (general mental ability)
f)Gardner
Intelegensi merupakan seperangkat pengetahuanuntuk memproses operasi yang memungkinkan individu mampu memecahkan masalah, menciptakan produk, menemukan pengetahuan yang baru selama dalam kegiatan yang bermuatan nilai secara cultural.
g)S.C. Utami Munandar
Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir abstrak, kemampuan untuk menangkap hubungan dan untuk belajar serta kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
h)William Stern
Intelegensi merupkan kapasitas atau kecakapan umum pada individu secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi yang dihadapinya.
i)Carl Whiterington
Intelegensi adalah kesempurnaan bertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kemampuan atau kegiatan berikut :
-Fasilitas dalam menggunakan bilangan dan angka
-Efisiensi penggunaan bahasa
-Kecepatan pengamatan, dll
Pengertian intelegensi, menurut Whitherington mempunyai ciri-ciri hakiki sebagai berikut :
-Cepat, makin cepat suatu pekerjaan diselesaikan makin cerdaslah orang yang menyelesaikan
-Cekatan, biasanya dihubungkan dengan pekerjaan tangan, dengan mudah dan ringkas menjelasakn sesuatu
-Tepat, sesuai dengan tuntutan keadaan, misalnya mengukur jalan yang panjang dengan besaran ynag benar pula.
Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan :
Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual , kemampuan beradaptasi dengan situasi ynag baru secra cepat dan efektif dan kemampuan memahami hubungan dan mempelajarinya secara cepat dan tepat.
B.Teori Kecerdasan
·Teori Keturunan-Lingkungan
Dalam teori ini dijelaskan mengenai pandanganyang lebih berpengaruh terhadap kecerdasan meliputi pandangan yang lebih mementingkan faktor keturunan,pandangan yang mementingkanfactor lingkungan, dan pandangan mengenai interaksi kedua-duanya yang sama-sama berpengaruh besar terhadap kecerdasan anak.
·Teori Epistimologis-Biologis
Teori epistimilogis mempunyai tiga cabang yaitu:
-Intelegensi sebagai kemampuan berpikir jernih, analitis dan komprehensif
-Intelegensi merupakan kemampuan yang majemuk yakni kemampuan menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, rumit, abstrak, dan berbobot sosial.
-Intelegensi sebagai kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan persoalan yang menuntut pemahaman dan penggunaan symbol.
Teori biologis memandang intelegensi sebagai kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru.
·Teori Struktural
Teori ini mempunyai dua model yaitu:
1.Model Struktural Guilford
Dalam teori ini dibedakan berfikir konvergentif dan divergentif. Tes yang mengukurkonvergentif menghendaki mencari satu jawaban betul atas suatu persoalan, sisi ini dinamakan kecerdasan, sedangkan tes yanyg mengukur divergentif menghendaki mencari sejumlah alternative jawaban atas suatu persoalan, sisi ini dinamakan kreativitas.
2.Model facet Guttman
Menurutnya untuk mengukur intelegensi tidak hanya dengan tes yang disusun dalam bentuk gambar, symbol dan kata bermakna, namun juga ditambah dengan butir-butir soal analitis.
·Teori factorial
Teori ini mempunyai berbagai variasi antara lain:
§Teori satu factor binet
§Teori dua factor spearman
§Teori dua factor holzinger
§Teori bertingkat Philip E Vernon
§Teori tiga factor Sterenberg
§Teori tujuh factor Gardner
C.Klasifikasi Kecerdasan
Kategori klasifikasi IQ menurut Terman
Tingkat Kecerdasan
Deskripsi Verbal
0-19
Idiot
20-49
Embicile
50-69
Moron
70-79
Inferior
80-89
Bodoh
90-109
Normal
110-119
Pandai
120-129
Superior
130-139
Sangat superior
140-179
Gifted
180 ke atas
Genius
D.Faktor Kecerdasan dalam Belajar Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan manusia dapat dibedakan atas kemampuan intelektual dan non-intelektual. Kemampuan intelektual potensi dapat dipersentasikan dengan kecerdasan atau intelegensi, sedangkan kemampuan intelektual actual sering digambarkan dengan prestasi belajar. Kecerdasan secara jelas berkaitan dengan keberhasilan sekolah dan berbagai jenisprestasi hidup yang tergantung pada pendidikan. (Hendroson dkk,1976) melalui studinya berkesimpulan bahwa kecerdasan berkolerasi positif dengan Prestasi belajar.
Faktor kecerdasan dapat berperan sebagai predicator yang berarti terhadap belajar dan prestasi anak. Intelegensi dan prestasi diambil dari informasi spesifik secara cultural. Maksudnya bahwa tes intelegensi sebagian sama dengan tes prestasi, dan pengalaman masa lalu anak mempengaruhi hasil kedua tes. Namun factor kecerdasan bukanlah satu-satunya factor yang menentukan keberhasilan belajar anak, karena hubungan keduanya sangatlah kompleks, misal factor lain yang mempengaruhinya yaitu motivasi dan karakteristik kepribadiannya.
Pendapat lain (Cecci 1991) mengatakan bahwa sekolah dapat berpengaruh positif terhadap tingkat kecerdasan, melalui tiga cara yaitu mengajar anak tentang pengetahuan factual sesuai dengan pertanyaan yang diujikan, mempromosikan keterampilan memproses informasi, dan mendorong sikap dan nilai yang mampu memelihara kinerja dalam menyelesaikan ujian secara sukes.
E.Faktor Kecerdasan dalam Belajar Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan manusia dapat dibedakan atas kemampuan intelektual dan non-intelektual. Kemampuan intelektual potensi dapat dipersentasikan dengan kecerdasan atau intelegensi, sedangkan kemampuan intelektual actual sering digambarkan dengan prestasi belajar. Kecerdasan secara jelas berkaitan dengan keberhasilan sekolah dan berbagai jenisprestasi hidup yang tergantung pada pendidikan. (Hendroson dkk,1976) melalui studinya berkesimpulan bahwa kecerdasan berkolerasi positif dengan Prestasi belajar.
Faktor kecerdasan dapat berperan sebagai predicator yang berarti terhadap belajar dan prestasi anak. Intelegensi dan prestasi diambil dari informasi spesifik secara cultural. Maksudnya bahwa tes intelegensi sebagian sama dengan tes prestasi, dan pengalaman masa lalu anak mempengaruhi hasil kedua tes. Namun factor kecerdasan bukanlah satu-satunya factor yang menentukan keberhasilan belajar anak, karena hubungan keduanya sangatlah kompleks, misal factor lain yang mempengaruhinya yaitu motivasi dan karakteristik kepribadiannya.
Pendapat lain (Cecci 1991) mengatakan bahwa sekolah dapat berpengaruh positif terhadap tingkat kecerdasan, melalui tiga cara yaitu mengajar anak tentang pengetahuan factual sesuai dengan pertanyaan yang diujikan, mempromosikan keterampilan memproses informasi, dan mendorong sikap dan nilai yang mampu memelihara kinerja dalam menyelesaikan ujian secara sukes.
F.Teori Kreativitas
Para teoritis kreativitas yang berjasa merumuskan teori kreativitas, antaranya; Mackeler dan Shonetz (Kintz & Bruning, 1970) Getzeles dan Jakson (1962), Kneller (1965), Rowston (1972), Gowan (1972), sebagaimana diungkapan oleh Treffinger (1980) dan Clark (1983). Teori ini memberikan kerangka umum dalam klasifikasi berbagai teori secara luas ke dalam kelompok katagori berdasarkan pandangan psikologi perilaku manusia.
Fungsi otak belahan kiri seperti berfikir matematis, analitik, komperatif, relasional, linier, logis, dan ilmiah. Sedangkan fungsi otak kanan meliputi berfikir inventif, intutitif, holistic, integrative, gestal, kreatif dan imaginative.
G.Perkembangan Kreativitas anak
Hasil sejumlah studi kreativitas menunjukan bahwa perkembangan kreativitas mengikuti suatu pola yang dapat diramalkan ( Harlock, 1978).
Arasteh (Harlock, 1982) mengidentifikasikan sejumlah usia kritis bagi perkembangan kreatif pada usia anak-anak. Pertama, Usia 5-6 tahun ketika anak-anak siap memasuki SD maka belajar bahwa mereka harus menerima otoritas dan konformis dengan aturan yang dibuat orangtua dan guru. Kedua, Usia 8-10tahun, keinginan anak untuk diterima sebagai anngota gang mencapai puncaknya.
H.Faktor Kreativitas dan Pengembangan dalam KBM
Ada sejumlah kondisi yang dapat memelihara dan mengembangkan kreativitas, yaitu waktu, kesunyian, dorongan, material, lingkungan yang stimulang, hubungan orang tua anak yang tidak posesi, teknik pengasuhan, dan kesempatan mendapatkan pengetahuan.
Pengalaman belajar yang benar-benar perlu mendapatkan penekanan adalah pengalaman belajar yang mampu menghantarkan parasiswa untuk memecahkan suatu masalah yang dapat mengarahkan mereka mengidentifikasi tantangan-tantangan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H