Mohon tunggu...
Eka Priyani
Eka Priyani Mohon Tunggu... -

Saya Eka Priyani disini saya ingin menambah pengetahuan. Saya berasal dari Banyumas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan dan Kreativitas (PPD 2B)

18 November 2010   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:31 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gifted

180 ke atas

Genius

D.Faktor Kecerdasan dalam Belajar Perkembangan

Pada dasarnya kemampuan manusia dapat dibedakan atas kemampuan intelektual dan non-intelektual. Kemampuan intelektual potensi dapat dipersentasikan dengan kecerdasan atau intelegensi, sedangkan kemampuan intelektual actual sering digambarkan dengan prestasi belajar. Kecerdasan secara jelas berkaitan dengan keberhasilan sekolah dan berbagai jenisprestasi hidup yang tergantung pada pendidikan. (Hendroson dkk,1976) melalui studinya berkesimpulan bahwa kecerdasan berkolerasi positif dengan Prestasi belajar.

Faktor kecerdasan dapat berperan sebagai predicator yang berarti terhadap belajar dan prestasi anak. Intelegensi dan prestasi diambil dari informasi spesifik secara cultural. Maksudnya bahwa tes intelegensi sebagian sama dengan tes prestasi, dan pengalaman masa lalu anak mempengaruhi hasil kedua tes. Namun factor kecerdasan bukanlah satu-satunya factor yang menentukan keberhasilan belajar anak, karena hubungan keduanya sangatlah kompleks, misal factor lain yang mempengaruhinya yaitu motivasi dan karakteristik kepribadiannya.

Pendapat lain (Cecci 1991) mengatakan bahwa sekolah dapat berpengaruh positif terhadap tingkat kecerdasan, melalui tiga cara yaitu mengajar anak tentang pengetahuan factual sesuai dengan pertanyaan yang diujikan, mempromosikan keterampilan memproses informasi, dan mendorong sikap dan nilai yang mampu memelihara kinerja dalam menyelesaikan ujian secara sukes.

E.Faktor Kecerdasan dalam Belajar Perkembangan

Pada dasarnya kemampuan manusia dapat dibedakan atas kemampuan intelektual dan non-intelektual. Kemampuan intelektual potensi dapat dipersentasikan dengan kecerdasan atau intelegensi, sedangkan kemampuan intelektual actual sering digambarkan dengan prestasi belajar. Kecerdasan secara jelas berkaitan dengan keberhasilan sekolah dan berbagai jenisprestasi hidup yang tergantung pada pendidikan. (Hendroson dkk,1976) melalui studinya berkesimpulan bahwa kecerdasan berkolerasi positif dengan Prestasi belajar.

Faktor kecerdasan dapat berperan sebagai predicator yang berarti terhadap belajar dan prestasi anak. Intelegensi dan prestasi diambil dari informasi spesifik secara cultural. Maksudnya bahwa tes intelegensi sebagian sama dengan tes prestasi, dan pengalaman masa lalu anak mempengaruhi hasil kedua tes. Namun factor kecerdasan bukanlah satu-satunya factor yang menentukan keberhasilan belajar anak, karena hubungan keduanya sangatlah kompleks, misal factor lain yang mempengaruhinya yaitu motivasi dan karakteristik kepribadiannya.

Pendapat lain (Cecci 1991) mengatakan bahwa sekolah dapat berpengaruh positif terhadap tingkat kecerdasan, melalui tiga cara yaitu mengajar anak tentang pengetahuan factual sesuai dengan pertanyaan yang diujikan, mempromosikan keterampilan memproses informasi, dan mendorong sikap dan nilai yang mampu memelihara kinerja dalam menyelesaikan ujian secara sukes.

F.Teori Kreativitas

Para teoritis kreativitas yang berjasa merumuskan teori kreativitas, antaranya; Mackeler dan Shonetz (Kintz & Bruning, 1970) Getzeles dan Jakson (1962), Kneller (1965), Rowston (1972), Gowan (1972), sebagaimana diungkapan oleh Treffinger (1980) dan Clark (1983). Teori ini memberikan kerangka umum dalam klasifikasi berbagai teori secara luas ke dalam kelompok katagori berdasarkan pandangan psikologi perilaku manusia.

Fungsi otak belahan kiri seperti berfikir matematis, analitik, komperatif, relasional, linier, logis, dan ilmiah. Sedangkan fungsi otak kanan meliputi berfikir inventif, intutitif, holistic, integrative, gestal, kreatif dan imaginative.

G.Perkembangan Kreativitas anak

Hasil sejumlah studi kreativitas menunjukan bahwa perkembangan kreativitas mengikuti suatu pola yang dapat diramalkan ( Harlock, 1978).

Arasteh (Harlock, 1982) mengidentifikasikan sejumlah usia kritis bagi perkembangan kreatif pada usia anak-anak. Pertama, Usia 5-6 tahun ketika anak-anak siap memasuki SD maka belajar bahwa mereka harus menerima otoritas dan konformis dengan aturan yang dibuat orangtua dan guru. Kedua, Usia 8-10tahun, keinginan anak untuk diterima sebagai anngota gang mencapai puncaknya.

H.Faktor Kreativitas dan Pengembangan dalam KBM

Ada sejumlah kondisi yang dapat memelihara dan mengembangkan kreativitas, yaitu waktu, kesunyian, dorongan, material, lingkungan yang stimulang, hubungan orang tua anak yang tidak posesi, teknik pengasuhan, dan kesempatan mendapatkan pengetahuan.

Pengalaman belajar yang benar-benar perlu mendapatkan penekanan adalah pengalaman belajar yang mampu menghantarkan parasiswa untuk memecahkan suatu masalah yang dapat mengarahkan mereka mengidentifikasi tantangan-tantangan baru.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun