Mohon tunggu...
Ekal balveer
Ekal balveer Mohon Tunggu... Lainnya - Bad writter

Dare to Do

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Melawan Waktu

11 Februari 2022   13:00 Diperbarui: 11 Februari 2022   13:00 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada diri yang sangat terobsesi menyeimbangkan Kebutuhan dan Kewajiban

Mampu berkelana dengan sedikit kesanggupan, jauh dari berbalut keraguan

Semua bukan berasal dari kekurangan tetapi ada kalanya di umur dua puluhan untuk bisa mengambil sikap keluguan

Pertanyaan kesuksesan selalu menerpa dalam pikiran, samar-samar arah kepastian dan jawaban karena pikiran sudah terbius kian

Lalu bila diri terus-terusan bergelut dengan kehampaan, berakhir sampai mana untuk memikirkan kemajuan diri?

Keluarlah kata pengecut pijakan dari mana asal pikiran ini berputar, menembus hati yang kaku karena kebetulan sadar terjebak dalam kekeliruan

Kemungkinan ini adalah puncak umur yang menentukan dimana orang-orang juga sudah melakukan hal demikian

Ini bukan hanya sekedar tentang pelarian

Bukan saja tentang protes menghadapi impian

Bukan pula juga sibuk memperjuang kebahagian

Hanya saja berterima kasih untuk saat ini masih di beri jalan menikmati kehidupan

Waktu tidak bisa di benah, melainkan proses bila itu tidak di habiskan dengan sembarangan

Karena pada hakikatnya sejauh mana kaki menuju kesalahan, pada kebenaranlah ia akan pulang.

NB: Sajak ini dibuat ketika mendengarkan lagu Dato' Sri Siti Nurhaliza, Cindai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun