Mohon tunggu...
Arsyad Iriansyah
Arsyad Iriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pengalaman adalah guru, setiap orang adalah murid dan guru.

Arsyad Iriansyah sudah menyukai dunia blog atau menulis saat duduk di kelas 1 SMA. Blog pertamanya masih ada yaitu arsyadiriansyah.com . Lebih banyak menulis pengalamannya menjadi relawan guru, toleransi, kehidupan sehari-hari, dan tak jarang menulis hal serius tentang isu kebijakan publik. Selain itu, ia tidak lebih dari anak muda lainnya yang hanya ingin belajar, belajar dan belajar. Dapat dihubungi via surel arsyadiriansyah@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berpuasa di Keluarga Kristiani

8 Juni 2017   23:48 Diperbarui: 10 Juni 2017   21:33 2830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Berbukalah dengan yang manis. Kalo sekarang berbukalah dengan yang bisa menangkal setan, hehee. Berbuka di desa berarti berbuka dengan menu sederhana. Tak ada es pisang ijo atau aneka gorengan, hanya kelapa muda yang masih bisa saya santap karena di belakang rumah berjejer pohon kelapa.

Di Rote, sayur ini atau tumbuhan ini jarang sekali dikonsumsi di Jawa. Beberapa mitos dari sayur ini juga aneh-aneh dari penangkal jin atau setan bahkan kalo ada orang yang menggunakan aji-ajian dari jin trus kena daunnya maka lenyaplah kekuatannya.

Sebagian besar wilayah Rote ditumbuhi sayur marungga atau biasa di Jawa disebut sebagai daun kelor. Setiap rumah dapat dipastikan memiliki tumbuhan ini, apalagi tidak begitu susah merawatnya. Marungga, sayur yang nikmat dihidangkan bersama nasi panas dan sambal khas Rote Ndao yaitu perasan jeruk nipis, nikmatnya maknyusss.

Saya begitu sayang dengan bapak dan mama. Mungkin kami berbeda, saya Islam dan mereka Kristen tapi bukankah kita semua adalah manusia yang sama. Manusia yang seharusnya saling menyayangi dan memberi kasih kepada siapa saja tanpa harus melihat dari mana asalnya, agama dan daerah?

Keluarga Whelhemus Keti mengajarkan banyak hal kepada saya. Setahun sebagai guru bantu di Rote mengubah definisi saya tentang keluarga itu tidak hanya dari pertalian darah. Bagaimana makna ramadanmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun