Mohon tunggu...
EKA KURNIA PUTRI
EKA KURNIA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam UIN WALISONGO SEMARANG

Hallo teman-teman. Kenalkan saya Eka Kurnia jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN WALISONGO SEMARANG. Sangat menyukai seni terlebih puisi. semoga tulisan saya dapat membantu menambah wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peluang dan Tantangan Cyber Counseling sebagai Salah Satu Model Perkembangan Konseling di Era Digital

26 Mei 2024   23:52 Diperbarui: 27 Mei 2024   07:46 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinterest
Pinterest
Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membuat masyarakat modern dapat bergerak lebih bebas dan lebih mudah. Artinya, hampir semua aktivitas masyarakat tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu; mereka dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Perkembangan generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi sebanding dengan peningkatan penggunaan media sosial. Kehidupan generasi ini sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi; mereka ditandai dengan komunikasi yang terbuka dan fanatik dengan media sosial. Konselor yang professional harus menciptakan cara, strategi, atau metode yang kreatif dan inovatif untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling di era kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini.

Cyber counseling adalah salah satu model konseling yang bersifat virtual, atau konseling yang berlangsung melalui koneksi internet. Dalam model ini, konselor dan klien tidak hadir secara fisik pada waktu dan tempat yang sama; sebaliknya, proses konseling berlangsung melalui internet melalui web-site, e-mail, Facebook, video conference, Yahoo! Messenger, dan metode kreatif inovatif lainnya.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, era reformasi industri 4.0 sedang berlangsung, yang menghasilkan kemajuan teknologi informasi seperti smartphone dan media sosial yang telah mengubah gaya hidup masyarakat. Peristiwa-peristiwa internal dan eksternal yang terjadi, telah berpengaruh terhadap perkembangan profesi bimbingan dan konseling (Nursalim, 2017). Munculnya revolusi industri 4.0, yang merupakan peristiwa eksternal akan melahirkan tuntutan sekaligus peluang bagi profesi bimbingan dan konseling untuk berkembang lebih mantap dan profesional. Menurut Dewi (2014) Konselor profesional dalam menghadapi perubahan perlu meng up-date informasi dan menguasai ketrampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Yang perlu dikembangkan oleh guru BK di era R I 4.0 adalah menjadi pembelajar sejati, kompeten dan Update khususnya bidang TIK (Imawanty & Fransiska, 2019).

Sebagai profesi profesional, konselor harus mengembangkan keilmuan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi karena generasi milenial sangat terhubung dengan teknologi. Konseling biasanya dilakukan secara langsung antara konselor dan konseli di ruangan. Namun, dengan berkembangnya teknologi, konseling sekarang dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Sekarang, konseling tidak hanya dilakukan secara langsung antara konselor dan konseli di ruangan, tetapi juga dapat dilakukan secara jarak jauh dengan bantuan teknologi yang dihubungkan oleh jaringan internet, yang dikenal dengan istilah e-konseling, atau cyber counseling atau dikenal juga dengan istilah virtual konseling

Cyber counseling, sebagai salah satu model perkembangan konseling bagi generasi milenial, telah menjadi sangat relevan dalam era kemajuan informasi teknologi komunikasi. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah berkembang dengan sangat cepat, memungkinkan interaksi manusia untuk dilakukan secara online dan memudahkan akses ke berbagai layanan, termasuk konseling. Cyber counseling memanfaatkan teknologi internet untuk memberikan layanan konseling yang lebih fleksibel dan dapat diakses oleh klien di mana saja dan kapan saja. Dalam beberapa penelitian, cyber counseling telah dilihat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan akses konseling, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke konselor secara langsung. Cyber counseling menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan konseling tatap muka. Diantara beberapa keunggulan e-konseling adalah sebagai berikut:

Aksesibilitas menjadi salah satu poin utama. Layanan ini dapat diakses dari mana saja dan kapan saja tanpa terbatas waktu atau lokasi geografis. Hal ini memungkinkan orang yang mengalami kesulitan untuk mengikuti konseling tatap muka, seperti orang yang tinggal di daerah terpencil, sangat sibuk, atau memiliki kondisi medis yang membatasi mobilitas mereka.

Keanoniman yang ditawarkan cyber counseling juga menjadi daya tarik bagi beberapa individu. Bagi mereka yang merasa malu atau tidak nyaman untuk membahas masalahnya secara langsung, platform online dapat memberikan ruang yang lebih aman dan nyaman untuk mengekspresikan diri.

Selain itu, cyber counseling memungkinkan fleksibilitas dalam format dan metode yang digunakan. Konseling dapat dilakukan melalui teks, chat, video call, bahkan platform media sosial. Hal ini memungkinkan konselor untuk menyesuaikan pendekatan dengan gaya belajar dan preferensi individu. 

Efisiensi juga menjadi keuntungan lain. Cyber counseling dapat menghemat waktu dan biaya bagi both konselor dan konseli. Konselor dapat menangani lebih banyak klien dalam waktu yang sama, dan konseli tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi atau akomodasi.

Cyber counseling, sebuah inovasi dalam layanan bimbingan dan konseling di era digital, telah menawarkan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam menjangkau konseli, terutama di daerah terpencil. Ini memungkinkan konselor untuk berinteraksi dengan konseli secara lebih luas dan efektif serta meningkatkan aksesibilitas layanan bimbingan dan konseling.

Namun, cybercounseling menghadapi banyak masalah. Salah satu masalah utama adalah menjaga privasi dan keamanan saat berinteraksi secara online. Untuk mengatasi ini, konselor harus mematuhi kode etik yang berlaku dalam konteks bimbingan dan konseling dan menggunakan platform yang aman dan terenkripsi. 

Membangun rapport dengan konseli secara online adalah tantangan lainnya.  Dalam bimbingan dan konseling pada umumnya atau konseling tatap muka, konselor dapat membangun rapport dengan konseli melalui komunikasi fisik dan ucapan nonverbal, tetapi dalam konseling online, konselor harus menggunakan pendekatan lain, seperti menggunakan media sosial yang tepat dan berinteraksi secara aktif dengan konseli.

Tantangan teknis lainnya yang dihadapi cyber counseling adalah menangani isu-isu yang terkait dengan teknologi, seperti gangguan jaringan dan masalah dengan perangkat keras. Untuk mengatasi ini, konselor harus memiliki kemampuan teknis yang memadai dan memastikan bahwa mereka memiliki akses ke perangkat keras yang stabil dan dapat diandalkan.

 Adanya peluang dan tantangan cyber counseling, terdapat point-point penting yang perlu diperimbangkan dalam pengembangan cyber counseling seperti:

Pengembangan Kompetensi: Para konselor harus memiliki kemampuan yang memadai dalam teknologi informasi dan komunikasi untuk memastikan bahwa mereka dapat menggunakan cyber counseling dengan efektif.

Penggunaan Platform yang Sesuai: Platform cyber counseling harus dipilih yang sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya mereka, serta yang dapat memastikan keamanan dan privasi dalam interaksi online.

Pengembangan Strategi Bimbingan dan Konseling: Strategi untuk membimbing dan mengajar harus dirancang dengan cara yang akan memungkinkan mereka untuk berkonsultasi dengan orang lain.

Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, cyber counseling dapat menjadi solusi inovatif untuk menjawab kebutuhan konseling di era digital dan meningkatkan aksesibilitas layanan konseling bagi masyarakat luas. Cyber counseling menawarkan peluang baru untuk meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas layanan bimbingan dan konseling. Namun, penting untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan privasi, keamanan, dan membangun rapport secara online. Dengan pengembangan kompetensi konselor, penggunaan platform yang sesuai, dan strategi yang tepat, cyber counseling dapat menjadi alat yang berharga untuk mendukung individu dalam mencapai kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

REFERENSI:

Kirana, D. L. (2019). Cyber Counseling Sebagai Salah Satu Model Perkembangan Konseling Bagi Generasi Milenial. Al-Tazkiyah.

Nursalim, M. (2020). Peluang Dan Tanttangan Profesi Bimbingan Dan Konseling Di Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar & Lokakarya Nasional Bimbingan Dan Konseling 2020 Pd Abkin Jatim & Unipa Sby.

Nursalim, Mochamad. (2017). Peran Konselor Dalam Mengantisipasi Krisis Moral Anak Dan Remaja Melalui Pemanfaatan Media “Baru” Jurnal Bikotetik. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017, 37–72.

Rimsysti, E. (2023). Cyber Counseling: Inovasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Era Digital. Pt. Asadel Liamsindo Teknologi.

Imawanty & Andi Bakhtiar Fransiska. (2019). Guru Bimbingan Dan Konseling Berkualitas Di Era Revolusi 4.0: Pembelajar, Kompeten, Dan Up To Date. Prosiding Seminar Nasional  Pendidikan Fkip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Vol. 2, No.1, 2019, Hal. 147–153.

Di tulis oleh : Eka Kurnia P.A (UIN WALISONGO SEMARANG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun