Mohon tunggu...
Eka khusnul Setyana
Eka khusnul Setyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Konsumsi Kita sebagai Seorang Pelajar, Bagaimana Agar Sesuai dengan Perilaku Konsumsi Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam?

11 November 2022   10:36 Diperbarui: 11 November 2022   10:55 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Eka Khusnul Setyana

NIM : 2114120537

Dosen Pengampu: Arif Mubarok, S. E. I., M. E

Program Studi Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya

Perilaku Konsumsi Kita Sebagai Seorang Pelajar, Bagaimana Agar Sesuai Dengan Perilaku Konsumsi Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam?

 
Perilaku konsumsi atau yang biasa kita kenal dengan perilaku konsumen merupakan  upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menggunakan suatu barang maupun jasa yang telah disediakan oleh pihak lain atau pihak tertentu yang tujuannya yaitu untuk memenuhi segala kebutuhan hidup para konsumen agar terjaminnya keberlangsungan hidup mereka. Dalam penggunaan barang atau jasa yang telah disediakan tersebut maka juga harus diseimbangi dengan kegiatan produksi oleh pihak yang bersangkutan.
Menurut pendapat Tjiptono (2005), terdapat 3 (tiga) alasan fundamental yang harus dilakukan dalam studi perilaku konsumsi. Pertama, menciptakan kepuasan bagi para pelanggan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dari sebuah bisnis. Penting juga dalam memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan. Kedua, studi perilaku konsumen ini dibutuhkan dalam mengaplikasikan hasil peninjauan terhadap pelanggan dalam pengembangan visi dan misi sebuah perusahaan. Ketiga, untuk mengetahui bagaimana cara agar menjadi pelanggan yang bijak dalam keputusan pembelian.
 
Lantas bagaimana perilaku konsumsi dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam?

Perilaku konsumsi dalam perspektif ilmu ekonomi Islam dimaknai dengan upaya untuk pemenuhan kebutuhan manusia baik dalam jasmani maupun rohani di dunia yang juga mampu memaksimalkan fungsi kemanusian sebagai hamba Allah SWT. Dalam Islam perilaku konsumsi juga berfungsi sebagai penompang kehidupan dan pemenuhan kebutuhan sebagai bekal di akhirat serta menjadi salah satu objek untuk mengukur tingkat pertumbuhan perekonomian di sebuah negara.
Dalam ekonomi Islam, terdapat beberapa karakteristik konsumsi yang telah disebutkan dalam surah Al-Qur'an salah satunya seperti Q.S Al-Maidah:87 yang menjelaskan bahwa konsumsi harus terbatasi oleh kehalalan dan keharamannya sehingga mempunyai batasan. Mempunyai keseimbangan dalam membelanjakan kebutuhannya sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya, bukan hanya mengikuti kemauan duniawinya saja.  
Seperti yang diungkapkan oleh Mankiw bahwa konsumsi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga dengan cara melakukan kegiatan belanja sebuah benda, barang ataupun jasa yang digunakan dalam suatu kegiatan yang bertujuan sebagai pemenuhan dari setiap kebutuhan seseorang saat menjalankan suatu kegiatan ataupun pekerjaan.
Adapun Menurut Samuelson dan Nordhaus, yang menjelaskan bahwa konsumsi merupakan suatu tujuan dari ekonomi yaitu untuk memperjelas dasar dari perilaku konsumsi yang dilakukan manusia untuk mencari tahu kecenderungan mereka ketika akan memilih barang atau jasa yang akan digunakan dengan menggunakan hukum permintaan. Yang dimaksud dengan dasar perilaku konsumsi disini adalah suatu nilai guna dari barang maupun jasa yang digunakan. Ketika seseorang merasa puas terhadap kegunaan barang atau jasa maka nilai gunanya akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya apabila seseorang kurang merasa puas terhadap kegunaan suatu barang atau jasa maka nilai guna dari barang atau jasa tersebut akan semakin rendah. Kepuasan dikenal dengan maslahah yang memiliki arti terpenuhinya semua kebutuhan hidup baik yang bersifat fisik maupun bersifat non-fisik. Oleh karena itu, perilaku konsumsi diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan yang dapat memberikan manfaat kebaikan di dunia dan diakhirat bagi para konsumen itu sendiri (maslahah). Maslahah di dunia dapat dilihat dari terpenuhinya semua kebutuhan seperti sandang, pangan, papan, dan lain sebagainya. Sedangkan maslahah akhirat itu berhubungan dengan maslahah dunia.

Kenapa maslahah akhirat bisa berhubungan  dengan maslahah di dunia? Berikut ini penjelasannya.

Maslahah akhirat dikatakan berhubungan dengan maslahah di dunia karena maslahah akhirat akan tercapai apabila maslahah di dunia atau kebutuhan dunia sudah terpenuhi, dimanfaatkan dan diniatkan pada tujuan yang baik. Seperti dalam Islam kebutuhan pokok (Dharuriyat) yang terdiri dari pemeliharaan agama, jiwa, akal kesehatan, sandang, pangan, dan papan. Dalam kebutuhan sandang seperti berpakaian yang dianjurkan oleh Islam bagi perempuan maupun laki-laki, yaitu yang bertujuan untuk menutup aurat sebagaimana mestinya. Sedangkan pangan  seperti sesuatu yang diniatkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, dengan kebutuhan dunia yang terpenuhi seperti makan dan minum maka akan memberikan kita tenaga , dan ketika jasmani kita sehat maka kita akan mudah ketika beribadah. Begitu juga dalam kebutuhan papan, seperti penyediaan tempat tinggal yang disediakan seorang kepala rumah tangga untuk anak dan istrinya sesuai kemampuan yang ia miliki. Kebutuhan sekunder (Hajjiyat) atau kebutuhan pelengkap dan kebutuhan tersier (Tahsiniyat) atau yang biasa disebut dengan kebutuhan mewah.
Agama Islam menganjurkan manusia untuk melakukan kegiatan konsumsi yang sesuai dengan anjuran Islam yaitu yang bersifat moderat atau berada di tengah yaitu tidak berlebihan dalam kegiatan konsumsi,tetapi tidak juga kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi untuk hidupnya. Seperti yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali bahwa hidup yang baik itu dengan pemenuhan kebutuhan hidup secara sederhana sehingga tidak mengganggu dalam proses kegiatan yang dilakukan seseorang, sedangkan pemenuhan kebutuhan konsumsi yang berlebihan justru akan menjadi penyebab terganggunya aktivitas seseorang dan akan menyebabkan kemubaziran bagi si konsumen.

Jadi bagaimana agar perilaku konsumsi kita sebagai pelajar sesuai dengan perilaku konsumsi dalam perspektif ilmu ekonomi Islam?

Kegiatan mengkonsumsi atau yang sering kita kenal dengan perilaku konsumsi sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena setiap individu pasti akan melakukan kegiatan tersebut sebagai upaya dalam bertahan hidup.Kita sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengikuti arahan dan ajaran yang telah ditetapkan dalam agama kita yaitu agama Islam. Salah satunya ajaran dalam cara mengkonsumsi suatu barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun