Mohon tunggu...
Eka Fitriani
Eka Fitriani Mohon Tunggu... Guru - A Javanese

A student of English Education Study Program,Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Uang

2 Desember 2019   10:21 Diperbarui: 2 Desember 2019   10:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, uang dan kekayaan sudah bukan apa-apa. Herman punya itu semua.

"Aku tidak mau menerima apapun sebagai imbalan. Harta bukan lagi barang berharga. Ada hal yang lebih kita butuhkan." Ujar Herman khidmat.

"Apa itu Herman?" tanya salah seorang pengunjung.

"Diri kita sebagai manusia." Suasana ruang itu tiba-tiba senyap. " ....Selama berbulan-bulan kita telah kehilangan diri kita sebagai manusia. Kita menganggap kita hidup dari benda-benda berkilau padahal kita hidup dari kentang-kentang kotor yang tumbuh di tanah.

Kita selalu mengharapkan hujan uang padahal kita hanya butuh sedikit pertolongan orang. Kita sebagai manusia hanya butuh sedikit saja, tapi selalu ingin yang lebih berharga." Herman berkisah panjang. Sementara orang-orang merenungkannya dengan penuh penyesalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun